Bagaimana Kompasianer melihat program Tapera ini? Apa sifat kebermanfaatannya yang Kompasianer lihat dari Tapera? Adakah saran yang bisa disampaikan kepada Pemerintah ketika program ini berjalan? Misalnya, bagaimana jika pekerja tersebut sudah memiliki rumah sendiri? Apakah tetap ikut program Tapera? Jika ikut, untuk apalagi biaya itu disimpan?
Ada lagi, apakah ini bentuknya seperti halnya KPR yang berlaku umum agar mendapatkan rumah? Pun kalau berbeda, ketika sudah disimpan, apakah nominalnya bisa dibayarkan untuk sekadar DP rumah di masa mendatang? Silakan tambah label Program Tapera (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibaut.