Mohon tunggu...
Topeng
Topeng Mohon Tunggu... -

Seorang Pria Bertopeng, suka berteman dan cinta damai....\r\nsalam tertawa bahagia ... hahahahahahahahahahahahahahaha...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Duel Panas (Dingin), SBY Vs Anas

15 Juni 2012   05:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:58 1988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hahahahahahahahahahahaha....... Beranikah SBY melengserkan Anas dari jabatan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat? Hahahahahahahahahahahaha..... Yuk kita saksikan sama-sama, beramai-ramai Jangan lupa, kita berikan tepuk tangan yang meriah. Prok prok prok......!!! Hahahahahahahahahahaha....

Untuk ke sekian kalinya Anas berusaha didongkel dari jabatannya sebagai Ketum partai yang didirikan oleh SBY. Terakhir, SBY mengumpulkan seluruh pimpinan DPD di kediamannya, di Puri Cikeas, kemudian esok harinya hadir di acara Forum Silarurahim Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, di Hotel Sahid, Jakarta.

Kedua pertemuan tersebut tanpa dihadiri oleh sang Ketua Umum. Pada pertemuan di Cikeas, Anas memang sengaja tidak diundang, konon, agar DPD tidak sungkan menyampaikan sikap dan pendapatnya secara terus terang. Sedangkan pada pertemuan di Hotel Sahid, Sekretaris Panitia, Soetan Batughana, mengaku tidak tahu alasan ketidakhadiran Anas, padahal dirinya mengundang mantan Ketua Umum PB HMI itu untuk hadir. Pengamat politik, Burhanudin Muhtadi menilainya, ketidakhadiran sebagai politik perlawanan terhadap SBY.

"Garis politik ini (cerdas, bersih dan santun) akan tetap dijalankan Partai Demokrat ke depan. Jadi, yang tak sanggup lebih baik mundur dan keluar," tegas SBY dalam pembukaan acara Silaturahmi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, Rabu (13/6) di Hotel Sahid Jaya, Jakarta.

Bahkan, dalam pertemuan sebelumnya di Cikeas, dihadapan para Ketua DPD seluruh Indonesia, SBY secara eksplisit mengajukan pandangannya. "Bagaimana bila Ketua Umum dinonaktifkan untuk sementara, kemudian digantikan oleh Plt. yang dijabat oleh Ketua Dewan Pembina?" demikian kira-kira SBY mengajukan tawaran solusi.

Hahahahahahahahaha.... sudah jelas arahnya. Sayang, tidak banyak pimpinan DPD yang mersepon secara eksplisit, kecuali DPD asal Bali dan Sumut. Agaknya, SBY sedang menghadapi jalan buntu. Maju kena, mundur kena. Ke samping, ke bawah dan ke atas juga kena. Hahahahahahahahahahahahaha.......

Sebelum Anas berstatus sebagai tersangka (oleh KPK), maka hanya ada dua celah yang dapat melengserkan Anas dari jabatannya. Yaitu, Anas mundur, atau Anas dimundurkan melalui Kongres Luar Biasa (KLB). Faktanya, hingga kini Anas tidak bersedia mundur, dan tidak ada tanda-tanda untuk mau mundur. Sementara itu, celah KLB dapat melalui dua pintu, yaitu permintaan 2/3 DPD dan ½ DPC, atau permintaan Majelis Tinggi Partai (MTP) yang diketahui secera ex officio oleh SBY sendiri sebagai Ketua Dewan Pembina.

Agaknya, KLB melalui permintaan 2/3 DPD dan ½ DPC akan sulit dicapai mengingat Anas telah menguasai pimpinan partai di tingkat daerah melalui Musda atau Muscab. Sementara itu, masih ditunggu, beranikah SBY, selaku Ketua MTP, meminta penyelenggaraan KLB? Masalahnya, atas dasar apa? Atas dasar elektabilitas partai yang kian melorot? Lalu, apakah mayoritas DPD dan DPC akan serta merta mengikutinya?

Hahahahahahahahahahahahaha.... Pasti. Para pendukung Anas akan melawannya. Apakah SBY siap, bila kemudian para pendukung Anas menuding SBY telah berlaku inkonstitusional, melanggar AD/ART partai, padahal Anas belum berstatus tersangka? Kubu Anas bilang, bahwa elektabilitas partai juga lebih banyak ditentukan oleh kinerja pemerintahan SBY yang kian merosot di mata publik.

Amat mungkin, di antara para loyalis Anas akan ada yang berteriak, "Lengserkan SBY sebagai Ketua Wanbin!". Andai KLB terjadi, pertarungannya nanti siapakah yang akan dilengserkan? Anas sebagai Ketum, ataukah SBY sebagai Ketua Wanbin? Lalu, apa kata dunia? Ngurus partai sendiri saja enggak becus, apalagi ngurus negara....??? Prok...Prok..Prok..!!! Hahahahahahahahahahahahahahahaha........

Upaya mendongkel Anas dari kursi Ketum Demokrat, tampaknya sudah menjadi desain awal SBY sejak Kongres II Demokrat di Bandung, dua tahun lalu. Anas, bukanlah sosok yang diinginkannya, dan Anas dianggap telah membangkang titahnya. Anas dianggap telah mengacaukan skenario 2014, dimana kekuasaan negeri ini harus berpusar di sekitar Istana Cikeas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun