Mohon tunggu...
Topan Pramuniaga
Topan Pramuniaga Mohon Tunggu... -

Jangan Menjajah Negeri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Surat Terbuka Untuk Rektor UNSOED

5 Oktober 2013   00:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:59 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Barusan saya mendengar kabar bahwa kampus tempat saya kuliah yaitu Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) sudah kembali mempunyai pimpinan (Rektor), setelah pagi tadi Jumat (4/10) Mohammad Nuh selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI melantik Prof. Dr. Ir. Mas Yedi Sumaryadi, MS. sebagai Rektor baru Unsoed (Baca: Mendikbud Lantik 11 Rektor dan Direktur Politeknik). Sebelumnya Mas Yedi menjabat sebagai Pembantu Rektor I dan menjabat pula sebagai PLT Rektor, setelah Prof. Drs. Edy Yuwono, P.hD (Rektor sebelumnya) dinonaktifkan karena ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi oleh Kejaksaan Negeri Purwokerto (Baca: Kasus Korupsi, Rektor Unsoed Ditahan).

Amanah baru yang diemban Mas Yedi memang tidak panjang hanya meneruskan masa kerja Edy Yuwono yang akan berakhir pada tahun 2014. Akan tetapi Mas Yedi mempunyai kesempatan untuk terpilih kembali dalam pemilihan Rektor 2014 mendatang, dengan catatan Mas Yedi harus menunjukan kinerjanya yang baik, menata dan membawa Unsoed ke arah yang lebih maju dan berkembang.

Bukan hanya masalah Rektor terindikasi korupsi, tapi saat ini Unsoed sedang menghadapi banyak cobaan, seperti perkara kasus UKT dengan komunitas save soedirman dan lain sebagainya. Berbagai macam permasalahan yang dihadapi Unsoed akhir-akhir ini, jika Unsoed kita analogikan sebagai perusahaan maskapai penerbangan maka saat ini armada yang dimiliki Unsoed banyak yang mengalami kecelakaan. Bisa kita bayangkan jika sebuah perusahaan maskapai penerbangan banyak sekali armadanya yang mengalami kecelakaan, maka citra dan kepercayaan masyarakat bisa menurun.

Hal ini seperti yang pernah dialami Garuda Indonesia, mungkin ingatan kita masih ingat ketika Garuda Indonesia -maskapai andalan Indonesia- pernah diberikan larangan terbang ke Eropa, karena permasalahan-permasalahan tadi seperti kecelakaan, dan lain sebagainya. Namun ibarat pepatah mengatakan "Kegagalan adalah Keberhasilan yang Tertunda" Garuda Indonesia meluncurkan terobosan Quantum Leap, yang mana dengan terobosan tersebut Garuda Indonesia melakukan perombakan besar-besaran dalam manajemen internalnya. Bahkan sampai logo dan livery pesawatnya sekalipun dibuat baru lebih dinamis, menandakan bahwa internal Garuda Indonesia telah berbenah diri, dengan semangat baru siap terbang lebih tinggi diatas yang lain.

Kembali lagi ke kampus Unsoed. Amanah yang diberikan kepada Mas Yedi saya akui memang tidak mudah, Mas Yedi harus mengambil alih tongkat komando, ketika Unsoed sedang "sakit". Tapi saya yakin Mas Yedi bukan orang kemarin sore dalam mengelola kampus ini, saya tahu betul siapa Mas Yedi. Sudah seharusnya Unsoed terutama Mas Yedi belajar dari kisah Garuda Indonesia tadi, Unsoed harus berani bermetamorfosis melakukan Quantum Leap disegala sektor, terutama pembenahan manajemen internal. Karena kita tahu manajemen internal Unsoed masih perlu dibenahi habis-habisan.

Tidak perlu kita mambahas masalah yang besar-besar terkait apa yang perlu dibenahi dalam interanl Unsoed, mari kita lihat saja dulu yang sederhana. Kawan-kawan mahasiswa masih banyak yang mengeluhkan pelayanan bapendik dibeberapa fakultas yang kurang humanis, kurang cekatan, kurang inovatif, kurang dinamis, selalu menunda-nunda, kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah?, dan lain sebagainya. Mengapa mental Sumber Daya Manusia warisan jaman "orde baru" seperti itu masih dipelihara di Unsoed? Dunia pelayanan masyarakat saat ini sudah berubah arah menuju pelayanan yang representatif, kalau Unsoed tidak mau berubah sudah kita pastikan Unsoed akan terus jalan ditempat. Cita-cita World Class Civic University hanyalah khayalan belaka.

Selanjutnya masalah peringkat website Unsoed pada webometrics (Apa itu webometrics? baca disini), 4ICU, Alexa.com, QS Star, dan lembaga penilai lainnya. Dari tahun ke tahun seakan jalan ditempat, tidak pernah menunjukan akselerasi lompatan yang membanggakan. Ada apa dengan Unsoed? Unsoed sebagai kampus Perguruan Tinggi Negeri (PTN) harusnya memiliki rasa malu, masa setiap kali peringkat itu dirilis Unsoed tetap saja jalan ditempat. Apakah Unsoed menganggap sepele pemeringkatan tersebut? kalau ini benar Unsoed telah keliru, lihat saja PTN lain bahkan PTS mereka begitu bersemangat meraih posisi teratas pemeringkatan tersebut, karena mereka tahu itu adalah salah satu indikator baik atau tidaknya manajemen website internal, dan mereka tahu bahwa peringkat teratas pada pemeringkatan itu mampu mendongkrak bargaining position nama besar kampus. Bagaimana dengan Unsoed? semoga Mas Yedi melakukan Quantum Leap dalam pembenahan website Unsoed. Termasuk pembenahan search engine optimization (SEO), manajemen Repository dan lain sebagainya, agar website Unsoed bukan sekedar portofolio memperkenalkan institusi, tapi menjadi virtual university yang mampu membawa Unsoed mendunia.

Masalah selanjutnya adalah masalah informasi akses beasiswa, pertukaran mahasiswa ke luar negeri, kesejahteraan mahasiswa, kewirausahaan, lowongan pekerjaan, dan lain sejenisnya. Masih banyak mahasiswa yang mengelukan hal itu. Dalam hal kewirausahaan dan lowongan pekerjaan memang kita tahu Unsoed punya Career and Entrepreneurship Advisory Center (CEAC), kemudian punya Pusat Inkubator Bisnis (PIB), dan sebagainya. Tapi apakah semua mahasiswa tahu akan adanya lembaga-lembaga ini? sosialisasi pihak kampus akan adanya lembaga ini kurang begitu masif dan tidak berkesinambungan, program-program tersebut sekan formalitas menghabidkan APBN saja! Bahkan lebih miris saya lihat di website CEAC dan PIB nya aja tidak update dan tidak interaktif. Kepriwe kiye pak? menurut hemat saya titik permasalahannya ada di manajemen internal terutama SDM yang ada di Unsoed, TERLALU KOLOT!! (anti inovasi)

Bagaimana dengan lembaga yang menangani urusan beasiswa dan pertukaran mahasiswa ke luar negeri? Apakah Unsoed punya kantor urusan internasional? jawabannya: PUNYA! ini websitenya http://airo.unsoed.ac.id/ Tapi ini lembaga kerjanya juga dipertanyakan, jarang kedengaran, jarang kelihatan, bahkan hanya sebagian mahasiswa saja yang tahu akan adanya lembaga ini. Kemudian sama mirisnya dengan CEAC dan PIB, website AIRO ini sama sekali tidak pernah update lihat saja update terakhirnya tahun 2011, astagfiruloh.. ngelus dada..

Untungnya mahasiswa Unsoed itu kreatif, tidak mau kalah dengan mahasiswa dari Universitas-universitas lain. Meski pihak kampus kurang begitu progresif dalam memfasilitasi hal ini, tapi banyak mahasiswa Unsoed yang go internasional kebanyakan mereka mencari informasi sendiri. Miris! katanya kampus ini ingin jadi World Class Civic University. Mimpi kali yee..

Idealnya lembaga-lembaga seperti CEAC, PIB, AIRO, dan lain sebagainya punya kantor layanan yang representatif, ada customer service nya, ada layanan social media yang aktif, dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa benar-benar merasa terfasilitasi dengan baik, tidak susah mendapatkan informasi-informasi terkait itu semua. Jangan lupa lakukan secara berkala, jangan hilang ditengah jalan, jangan cuma program seremonial menghabiskan anggaran. Tapi benar-benar untuk kepentingan bersama. Ayo Pak Rektor benahi hal ini, belajar dari kampus lain! Tunjukan Unsoed BISA!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun