Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kepemilikan Asuransi sebagai Bentuk Perlindungan Bukan Gaya-gayaan

18 Januari 2022   07:36 Diperbarui: 18 Januari 2022   07:48 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan (Sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/kerangka-manusia-tubuh-manusia-163715/)

Masing teringat didalam benak penulis akan kejadian tersebut. Dimana kejadian tersebut memang berlangsung dalam beberapa detik sampai menit. Tetapi dampak yang diberikan benar-benar luar biasa dalam mengubah pandangan penulis akan sebuah asuranasi. Kejadian tersebut terjadi kepada salah satu teman penulis.

DUAAAAARRRR...... DUAAAAARRRR..... DUAAAAARRRR......

Kejadian tersebut apabila diulang kembali rasanya seperti tersambar geledek bagi teman penulis tersebut. Dunia yang awalnya dipenuhi oleh keceriaan kini sudah menghilang. Bahkan penulis melihat teman yang mengalaminya seperti dunia sudah tidak berpihak kepada dirinya dan masa depan sudah dapat tidak terlihat lagi.

Umur teman penulis bisa dikatakan masih cukup muda biasanya anak-anak zaman sekarang menyebutnya usia sweet seventeen. Seharusnya ketika memasuki usia tersebut seseorang akan mendapatkan banyak hadiah yang menarik. Tetapi berbanding terbalik dengan penulis tersebut ia malah mendapatkan sebuah hal yang kurang baik. Penulis sendiri tidak begitu ingat mengenai nama penyakit yang dideritanya tetapi yang terlihat secara mata penulis ada sebuah benjolan di leher. Adanya benjolan di leher tersebut membuat kesehatan mulai menurun dan merasakan beberapa hal lainnya yang menganggu aktifitas sehari-harinya.

Dengan selalu menggangu aktifitas sehari-harinya tentunya orang tua segera bergegas untuk membawa teman penulis tersebut ke fasilitas kesehatan. Setelah melakukan serangkaian kegiatan pengecekan dinyatakan bahwa penyakit yang diderita oleh teman penulis tersebut cukup berat. Mengetahui bahwa teman penulis berada di rumah sakit kita semua teman-teman yang lain dan penulis segera untuk berkunjung ke dalam fasilitas kesehatan tersebut. Ada satu kata yang dilontarkan oleh teman penulis yang sedang sakit yaitu:

Tenang semuanya aku masih bisa aktifitas seperti biasanya kok, jadi tungguin aja yah.

Ketika mendengar kata-kata tersebut penulis agak cukup binggung harus memberikan ekspresi apa. Apalagi sebelum teman penulis tersebut mengatakan hal tersebut ibunya yang saat itu berjaga telah terlebih dahulu memaparkan kondisinya secara jelas seperti apa. Tentunya keinginan penulis ketika mendengar akan kata-kata tersebut penulis dapat menjawabnya dengan sebuah kata "prank" sambil membawa beberapa kamera dan hal-hal lucu lainnya. Tetapi pada kenyataan saat akan kondisi tersebut bukanlah sebuah prank tetapi memang terjadi secara nyata didalam kehidupan teman penulis tersebut.

Harus digaris bawahi terlebih dahulu bahwa kondisi teman penulis saat itu bukanlah seseorang yang berasal dari ekonomi yang berlimbah bukan juga dari ekonomi yang kekurangan tetapi pas. Maksud dari pas tersebut masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orang tua teman penulis tersebut bisa dikatakan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sekeluarga harus banting tulang dari pagi ketemu pagi lagi.

Di tahun pertama dan kedua orang tua teman penulis tersebut masih dapat sanggup memenuhi dana untuk mendapatkan berbagai macam fasilitas kesehatan. Sehingga ketika teman penulis merasakan sebuah kesakitan orang tuanya langsung membawa ke dalam fasilitas kesehatan agar segera ditangani. Sudah cukup banyak sekali obat-obatan dari mulai yang kimia sampai herbal bahkan terkadang pengobatan tradisional yang jauh dicoba. Semua yang dilakukan oleh orang tua teman penulis tersebut hanya untuk satu tujuan yaitu sembuh.

Semua cara-cara yang dilakukan pada tahun pertama dan tahun kedua tentunya ada yang memberikan sebuah cahaya kehidupan yang baru. Ketika sudah mencoba berbagai macam cara membuat perubahan yang lebih baik. Sakit yang selalu dirasakan kian tidak terasa kembali. Kondisi tersebut tentunya membuat senang teman penulis. Saking senangnya teman penulis tersebut sampai membuat sebuah status yang memaparkan bahwa ia akan siap kembali ke dalam kehidupan yang normal seperti biasanya. Melihat hal tersebut tentunya penulis merasa senang dan tidak sabar menunggu teman penulis tersebut untuk dapat kembali beraktifitas seperti biasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun