Mohon tunggu...
Tony Mardianto
Tony Mardianto Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manisnya Hubungan Bung Karno dan Kompas

24 November 2009   21:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:12 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nah, tahukah Anda, nama koran yang disodorkan kepada Bung Karno ketika itu bukan Kompas, melainkan koran Bentara Rakyat. Setelah mengernyitkan dahi sejenak, Bung Karno lantas mengusulkan agar nama itu diganti menjadi "Kompas" yang berarti penunjuk arah.

"Sabda pandita ratu", pepatah Jawa. Bahwa titah raja adalah perintah. Bagaikan sebuah titah, maka sabda Bung Karno pun langsung diiyakan Frans Seda. Usul nama dari Bung Karno kemudian dirapatkan di Yayasan Bentara Rakyat. Dan, tanpa perdebatan sengit, usul Bung Karno tadi langsung diterima, sehingga nama koran Bentara Rakyat dikubur, dan dimunculkanlah nama "Kompas" dengan tambahan tagline "Amanat Hati Nurani Rakyat".

Koran ini terbit pertama kali pada 28 Juni 1965.  Itu artinya, tiga bulan menjelang terjadinya ontran-ontran G-30-S. Pasca tragedi yang merenggut tujuh perwira terbaik TNI-Angkatan Darat, pamor Bung Karno redup atau diredupkan. Namun salah satu "warisan" nama, Harian Kompas, justru makin bersinar. Sinarnya, menerangi jagat media Nusantara hingga hari ini.

Tulisan ini lebih bersifat penuturan kembali dari apa yang saya dengar, untuk kemudian saya tuang dalam sebuah tulisan, maka saya yakin banyak unsur yang terlewatkan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun