Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bercermin di Hari Ulang Tahun, Berartikah Saya Bagi Orang Lain?

30 April 2021   03:59 Diperbarui: 30 April 2021   04:01 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW (Semar)


Berartikah hidup saya bagi orang lain? Orang lain yang bisa menjawabnya. (Supartono JW.30042021)

Saat usia kita bertambah, apa yang paling sering ada dalam benak kita, isi kepala, otak kita? Apakah tentang pesta, kado, makanan enak, tiup lilin, dan doa? Atau sekadar melewatkan hari kelahiran begitu saja? 

Tentang ulang tahun

Bicara ulang tahun, dari berbagai literasi ada sejarahnya, ada budayanya, dan ada pandangan dari semua agama. Namun, kapan menyoal ulang tahun ini muncul di dunia, yang paling akurat dan masuk akal adalah tatkala sudah terciptanya kalender.

Sebelumnya, peradaban awal tidak memiliki cara untuk melacak waktu selain dengan menggunakan bulan, matahari, atau peristiwa penting lainnya, termasuk hari jadi kelahiran seseorang. 

Seiring berjalannya waktu, setelah orang kuno mulai memperhatikan siklus bulan, mereka juga mulai memperhatikan perubahan musim. Mereka juga memperhatikan bahwa pola ini berulang-berulang. Mereka mulai menandai perubahan waktu ini.

Inilah kalender pertama yang diterapkan, yang menandai perubahan waktu dan hari-hari khusus lainnya. Dari jenis sistem pelacakan ini muncul kemampuan untuk merayakan ulang tahun dan peristiwa penting lainnya serta hari jadi setiap tahun.

Ada beberapa sistem kalender atau penanggalan yang digunakan, salah satunya adalah kalender masehi atau kalender Gregorian yang pertama kali dikenalkan pada tahun 1582. Digunakan di semua negara di dunia dan
sudah digunakan lebih dari 4 abad lamanya. Sistem ini menggunakan hitungan waktu perputaran bumi terhadap matahari. Dari situlah cikal bakal budaya ulang tahun dimulai.

Namun, meski ada aturan di setiap agama menyoal ulang tahun ini, maka semakin ke sini, ulang tahun menjadi identik dengan pesta, kado, dan makanan enak, tiup lilin, dll.

Karenanya, agar manusia tak lupa diri, maka lahir pula budaya mengucapkan selamat ulang tahun yang isinya mendoakan keselamatan di dunia dan akhirat kepada yang berulang tahun dari keluarganya, kerabatnya atau saudaranya, teman, sahabat, rekan kerja, dan sebagainya, khususnya yang tahu tanggal kelahiran yang berulang tahun.

Refleksi diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun