Mohon tunggu...
Tonny Hendriawan
Tonny Hendriawan Mohon Tunggu... Administrasi - Markom UI-2010

Mantan Kepala ITPC Sao Paulo, Brasil

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Brasil, Kandidat (Kuat) Juara FIFA World Cup 2018 Rusia

28 Juni 2018   11:51 Diperbarui: 28 Juni 2018   12:08 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : http://kupang.tribunnews.com

Babak penyisihan final piala dunia FIFA 2018  hampir selesai dan sudah bisa digambarkan siapa melawan siapa di babak knock out alias babak 16 besar.  Paling menarik dari Piala Dunia FIFA 2018 ini adalah tidak ada tim yang betul-betul superior terhadap tim lainnya, kecuali Inggris dan Russia yang menang telak masing-masing terhadap Panama dan Arab Saudi.

Tim-tim kuat seperti Spanyol, Argentina, Portugal, bahkan Brasil harus berjuang sangat keras. Bahkan Jerman, Polandia juga Nigeria sudah harus berkemas kembali ke negara masing-masing.  Inggris yang saat ini memiliki pencetak gol terbanyak sementara dalam diri the Hurricane (Harry Kane) juga membuka pertandingan tidak dengan mudah, karena baru bisa bikin gol kemenangan di penghujung babak kedua, itupun melalui skema bola mati, seperti semua gol yang dilakukan oleh the Hurricane. Sejauh ini hanya Belgia dan Kroasia yang melenggang dengan relatif lebih mudah.

Babak 16 besar akan segera berlangsung, dan ini saatnya setiap tim yang berlaga di 16 besar  melakukan do or die, walaupun di babak penyisihan hal itu sudah dilakukan.  Argentina, Brasil, Swedia "do" sementara  Jerman, Serbia, dan Nigeria "die". Babak 16 besar tidak ada pilihan karena peluang do or die adalah fifty fifty. Kutukan Piala Dunia sejak 2002 masih berlanjut, Jerman sebagai juara 2014 kandas di babak penyisihan.

Sebetulnya masih ada kutukan yang sebelumnya selalu terjadi, yaitu tempat pagelaran Piala Dunia. Jika dilakukan di Eropa, maka juaranya dari  Eropa, sebaliknya, jika di benua Amerika, maka juaranya dari Amerika (Latin). Tapi kutukan itu terputus oleh Jerman di tahun 2014 dengan kemenangan spektakuler 7-1 atas Brasil (tuan rumah !) dan mengalahkan Argentina 0-1 di Final.

Misi balas dendam persaingan Amerika Latin dan Eropa di dunia sepakbola  akan terjadi.  Tahun 2014, Jerman tim Eropa menjadi juara di benua Amerika, maka tahun 2018 ini adalah saatnya tim Amerika Latin bisa juara di benua Eropa !.  Kandidat terkuat dari Amerika Latin untuk kesempatan kali ini adalah Brasil !

Setelah kekalahan menyakitkan atas Jerman di Piala Dunia 2014 lalu, Brasil secara psikologis berada di titik paling nadir di kancah persepakbolaan internasional.  Seluruh masyarakat Brasil seperti terpukul selama beberapa waktu. Namun tidak lama setelah kekalahan menyakitkan itu, masyarakat Brasil bisa segera move on, beragam lelucon tentang tim nasional mereka munculkan, mungkin sebagai pelipur lara di hati agar bisa selalu tersenyum dengan ramah, sebagaimana tipikal orang Brasil.  Hal lni   juga karena  masyarakat Brasil memiliki sifat sense of humor yang tinggi.

Kebetulan penulis pernah tinggal selama 3 (tiga) tahun di negeri Samba di kota Sao Paulo, pada kurun tahun 2014 -- 2017, jadi ikut merasakan suasana piala dunia FIFA 2014 yang diselenggarakan disana.

Silang pendapat bermunculan pasca kegagalan Brasil di tahun 2014 itu.  PSSI-nya Brasil (Confederao Brasileira de Futebol/CBF) harus segera menunjuk pelatih baru untuk tim Samba. Sosok Tite (baca: tci ce) adalah pelatih yang paling dihormati di liga Brasil.  Tite menukangi klub Corinthians yang bermarkas di pinggiran kota Sao Paulo dan berhasil membawa Corinthians menjadi juara serie A Brasil beberapa kali dan juara piala dunia antar klub 2012 (dulu Toyota Cup) dengan mengalahkan Chelsea 1- 0  di final.

Tite adalah pelatih yang banyak belajar tentang sepakbola di luar Brasil, bertangan dingin dan bisa memoles Corinthians menjadi klub jawara dengan menyingkirkan klub-klub beken lainnya seperti Sao Paulo FC, Palmeiras, Santos, Flamengo.  Corinthians saat ini diklaim sebagai klub yang memiliki pendukung terbanyak di Brasil, yaitu sekitar 40 juta anggota (terdaftar sebagai pendukung klub) diikuti Flamengo dan klub lainnya seperti Sao Paulo, Santos, dan Palmeiras.

Persaingan antar klub disertai juga dengan persaingan antar pendukung, Corinthians selalu dikonotasikan oleh pendukung klub lain sebagai pendukung dari kalangan bawah, narapidana, dan semua kalangan dari jenis yang berada di garis kemiskinan dan kriminal, walaupun nyatanya banyak kalangan menengah atas yang menjadi penggemar klub ini.  Sampai Lembaga Pemasyarakatan disana disebut Corinthians University dan pendukungnya disebut Corinthianos.

Tidak hanya Corinthians yang punya image, tetapi klub lain seperti Sao Paulo juga mempunyai sebuah image yang dinegatifkan oleh pendukung klub lain.  Mereka menjuluki pendukung Sao Paulo FC dengan sebutan ''Bambi''.  Konotasi dari Bambi adalah laki-laki yang berpenampilan  rapi, dengan baju ketat dan selalu wangi, konotasi itu dimaksudkan bahwa pendukung SPFC adalah dari kalangan gay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun