Mohon tunggu...
juliana tondang
juliana tondang Mohon Tunggu... -

Aku perempuan tak elok. penghalang binar matamu, tetapi aku tak sudi kau olok. Semoga kau tahu!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

THR atau Gaji Naik, Seharusnya?

20 Februari 2017   04:36 Diperbarui: 20 Februari 2017   05:00 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

#Teringatnya

#Ketika berharap gaji PNS 10-15 juta / bulan.

#Mengingat harga cabai kepedasan!!

Kali ini aku hanya ingin mengemukakan pendapatku saja. Mungkin bagi yang lain berbeda pendapat. Tapi itu hal biasa kan? Seperti lengan, ada yang kiri ada pula lengan kanan. Pendapatku ini setelah aku membaca berita dari Liputan. com. Jakarta (18/8/2016). Berita yang mulai usang tapi bagiku sedikit menyentil buah pikiranku.

Lebih baik naik gaji atau dapat THR?

Sebagai seorang istri pegawai negeri dan sebagai orang awam aku berpendapat Lebih baik naik gaji. Kenapa? Bukankah lebih baik dapat THR?

Menurut aku, THR sekali dapat dalam satu tahun dan THR dapat pula habis dalam satu hari (mungkin beberapa hari). Bagaimana dengan naik gaji? Naiknya tidak banyak dalam arti kita mendapat kenaikan gaji tidak sebanyak saat kita menerima THR. Tapi..Setiap bulannya ada penambahan uang dalam rekening gaji. Mengingat harga- harga lauk-pauk yang terasa menggigit belum lagi dengan biaya pendidikan anak-anak sudah pasti pula butuh uang banyak atau uang ekstra.

Rata-rata yang aku tahu, uang THR dihabiskan untuk beli baju baru atau kebutuhan saat hari besar agama masing-masing saja.

Sebenarnya, sebaga istri seorang pegawai negeri yang hanya menerima gaji saja, sudah pasti berkeinginan menerima uang dalam jumlah besar. Tetapi, jika mengingat "sifat kagetan" saat menerima uang besar, bisa saja tanpa disadari menghambur-hamburkan uang banyak tersebut ke toko-toko baju. Selanjutnya? Cuma bengong ketika bicara kebutuhan sehari-hari dan uang pendidikan yang terasa menggigit.

Jadi..

"Biar dapatnya sedikit tapi berkelanjutan dan dapat membantu biaya hidup sehari-hari dan pendidikan anak daripada dapat banyak tapi di kemudian hari " terpaksa" hutang sana hutang sini untuk menutupi biaya sehari-hari atau biaya pendidikan anak"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun