Mohon tunggu...
tomy sujarwadi
tomy sujarwadi Mohon Tunggu... Penulis - jendela dunia

Menulis dan mengajar terutama tentang korupsi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kematian PDIP Akibat Penyakit Korupsi

27 April 2018   09:53 Diperbarui: 27 April 2018   10:33 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahun 2014, PDIP sebagai partai pemenang pemilu yang mengungguli partai-partai lain, akhirnya terjangkit penyakit korupsi yang sangat parah. Hal ini masih masifnya masyarakat agar KPK membuka drama E-KTP yang melibatkan kader-kader PDIP yang berlambang banteng. Sehingga dapat diprediksi PDIP akan mengalami penurunan suara yang sangat signifikan akibat adanya penyakit korupsi yang diderita oleh kader-kadernya.

Alibi atau pernyataan apapun yang dilakukan untuk mengangkat PDIP agar tidak terpuruk lebih jauh, sulit untuk diterima masyarakat. Kegelisahan yang dirasakan partai berlambang banteng ini mulai terasa dan dapat dirasakan. Partai yang selalu mengangkat tema wong cilik, tapi dalam masa pemerintahannya tidak mencerminkan sikap pro rakyat. Dengan menaikan BBM, tarif dasar listrik, serta peningkatan impor menunjukkan ketidakpihakan kepada wong cilik.

PDIP tersandera akibat penderita korupsi ini, tidak jua kunjung diobati. Puan Maharani dan pramono anung yang disebut oleh Setya Novanto, Disamping itu Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey menjadikan partai ini kehilangan taji dan krisis kepercayaan di tengah masyarakat.

Menurut penulis, tahun 2018 dan 2019 merupakan tahun yang menggelisahkan bagi PDIP. Selain kader-kadernya yang menderita korupsi belum diobati, sehingga akan berdampak kepada calon presiden yang akan diusung oleh PDIP. Ketakutan, kecemasan menghadapi tahun 2019 akan semakin membuat penyakit baru dengan cara meningkatkan impor atau menyalahgunakan keuangan negara, dengan alibi untuk kepentingan rakyat.

Tahun 2018 yang merupakan salah satu barometer kematian PDIP adalah kekalahan Ganjar Pranowo dalam pilkada Jawa Tengah yang akan digelar pada bulan Juni 2018.  Prediksi penulis, masyarakat akan melihat salah satu sisi buruk yaitu penyakit korupsi yang kini diasumsikan sedang di derita oleh Ganjar Pranowo sehingga membuat masyarakat jawa tengah akan menjatuhkan pilihan kepada pasangan calon yang lain. Kekalahan PDIP dalam pilkada serentak juga akan terjadi di Jawa Barat dan Sumatera Utara akibat penyakit korupsi yang menyandera.

Sebenarnya tahun 2018, merupakan batu loncatan untuk memperbaiki diri menuju 2019. Penyakit korupsi yang bersarang di dalam tubuh PDIP harus diobati, sehingga persepsi masyarakat akan kembali muncul dan percaya bahwa PDIP adalah partai wong cilik. Bila terlambat mengobati penyakit korupsi yang ada, maka PDIP akan menderita secara psikologis dan mati secara perlahan-lahan. [Tomy Sujarwadi]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun