Mohon tunggu...
Tommy TRD
Tommy TRD Mohon Tunggu... Penulis - Just a Writer...

Jumpa juga di @tommytrd

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika IPTEK dan IMTAQ Berjalan Selaras di Agam

22 April 2019   11:58 Diperbarui: 22 April 2019   12:04 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agam, kabupaten dengan sejuta pesona. Kuliner, keindahan alam, kekhasan adat budaya, masyarakat yang religius adalah sejumlah kata yang bisa menggambarkan salah satu kabupaten terluas di Sumatera Barat ini. 

Namun di atas itu semua, ada hal besar yang tidak bisa dipisahkan dari Kabupaten yang saat ini dipimpin oleh Dr. H. Indra Catri ini. Industri otak. Ya, industri otak. Agam salah satu kabupaten yang menyumbangkan tokoh-tokoh besar republik ini, sejak masa perjuangan melawan penjajahan hingga periode pendiriannya. Tokoh-tokoh yang namanya ditulis dengan tinta emas dalam sejarah Republik Indonesia. Hatta, Natsir, Sjahrir, Hamka, Agus Salim, Rasuna Said, Rohanna Kudus, Taufiq Ismail dan banyak lainnya. 

Apa yang menjadikan Agam begitu menonjol ? Mungkin salah satu jawabannya adalah judul dari tulisan ini. 

Agam mampu menyelaraskan Ilmu Pengetahuan dengan Iman dan Taqwa. Baik dalam pendidikan formal, maupun non formal. Dan proses ini berlangsung sejak usia dini. Di Agam, jika tidak berada di sekolah, maka anak-anak generasi penerus bangsa itu bisa dijumpai di mesjid, surau ataupun mushalla. Kerumunan mereka berkembang menjadi kampung santri. Tidak sedikit Kampung Santri yang ada di Agam. Yang terbaru, baru saja berdiri di Nagari Lawang Kecamatan Matur. Aktifitasnya sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu, namun baru akan diresmikan pada akhir bulan ini. 

Di Kampung Santri ini, anak-anak usia belia sudah menghafal Al-Quran. Ada yang sudah berhasil menghafal 1 juz, 2 juz dan juga 3 juz. Dilihat dari usia belianya, tidak akan butuh waktu yang terlalu lama bagi mereka untuk bisa menghafal 30 juz Al-Quran, dan menjadi salah satu dari sedikit manusia di muka bumi ini yang hafal Al-Quran 30 juz penuh. 

Dokpri
Dokpri

Masih di Nagari Lawang, hanya berjarak lebih kurang 1 kilometer dari Kampung Santri tadi, juga sudah berdiri Kampung Inggris. Di Kampung Inggris ini anak-anak usia belia mulai mempelajari Bahasa Inggris untuk digunakan dalam percakapan. Kampung Inggris ini sudah berdiri sejak 2 tahun yang lalu, dan beberapa bulan terakhir sudah menjadi mitra kerja sama dari Sekolah Pelayaran dari kota tetangga yang mensuplai tenaga kerja di perusahaan perkapalan dalam dan luar negeri. Kampung Inggris ini menggunakan kurikulum dan metode pembelajaran yang sama persis dengan yang ada di Pare Kediri, yang sudah lebih dulu dikenal luas. 

Dokpri
Dokpri

Sungguh sejarah kabupaten ini mungkin tidak akan hilang dalam waktu dekat. Selama mereka terus menanamkan pondasi demi pondasi yang akan membentuk kabupaten bahkan mungkin republik ini bertahun-tahun mendatang, selama itu pula sejarah mereka sebagai penghasil tokoh-tokoh besar akan terus berlanjut. 

Indra Catri Bupati Agam mengatakan istilah "memimpin itu untuk kini dan nanti", yang artinya lebih kurang bahwa kepemimpinan yang ada saat ini juga bertanggung jawab untuk kepemimpinan di masa yang akan datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun