Tidak perlu waktu berpikir lama bagi saya, untuk membeli tiket film Black Panther, salah satu tokoh Marvel yang dibuatkan layar lebar secara tersendiri setelah muncul di Avengers.
Trailer yang diputar di bioskop di Indonesia, sepertinya menjanjikan bahwa film ini bakal gokil dan seru. Begitu juga dengan ceritanya. Belum lagi tampilan Computer Generated Imagesnya. Dari trailernya sudah pasti bakal keren ini film.
Ketika menonton pas hari raya Imlek, bioskop tempat langganan saya menonton padat pengunjung. Beruntung saya nonton sendiri sehingga bisa nyelip-nyelip.
Opening film ini, mirip-mirip dengan opening Wonder Woman. Kisah awal dari mengapa muncul Black Panther. Tapi sangat berbeda dengan Wonder Woman. Black Panther ini lebih ke tribal. Atau suku di Afrika, sementara Wonder Woman lebih ke Legenda Yunani.
Setelah opening, kisah berlanjut ke pengangkatan tokoh utama film ini sebagai "king" atau "kepala suku". Oh iya, saya lupa, awal film ini saja, sudah "full action". Sudah ada aksinya. Mulai dari sini, mata kita akan dimanjakan dengan CGI yang keren banget tentang Wakanda.
Bukan hanya Wakanda saja, kostum dari para tokoh di film ini, sudah memanjakan mata kita. Kostum tribal atau suku-suku yang ada di film ini membuat saya terpana. Dua jempol untuk yang mendisain kostum film ini. Bahkan "baju koko" Black Panther menjadi trending dan mulai di jual di Indonesia
Perjalanan cerita film ini, mengalir dengan baik. Tidak banyak loncatan-loncatan yang membuat penonton bingung. Tokoh lawan dari T'Challa atau Black Panther (Chadwick Boseman) yang diperankan oleh Michael B Jordan juga ternyata berasal dari Keluarga. Mirip film Marvel lainnya yaitu Thor.
Soal tokoh lawan dari Black Panther ini sendiri, sebenarnya bagi saya adala sebuah kejutan. Saya tidak menyangka bahwa dia akan menjadi villain atau tokoh jahat dalam film ini.
Tanpa bermaksud Rasis, bagi saya Black Panther ini benar-benar film Marvel yang berbeda. Yang membuat berbeda adalah, di film ini, didominasi oleh pemain berkulit hitam. Pemain berkulit putih sangat sedikit di film ini. Ini yang membuat cool.
Yang lain dan membuat keren, adalah gaya berbicara atau dialog dari tokoh Black Panther yang lebih ke Afrika-afrikaan. Bukan dengan gaya khas Afro-America. Dialek dari Chadwik Boseman ini bagi saya, semakin membuat film Black Panther ini membuat ini menjadi film besutan Marvel yang totally different dibandingkan dengan yang lain.
Sebagai penggemar film aksi dan juga film Superhero, Black Panther ini layak mendapat angka 8 dari 10. Aksinya, akting para pemain hingga CGI dari film ini benar-benar membuat saya ingin menonton film ini lagi. Tapi yang di Imax. Biar sensasinya berbeda.