saya, ibu Tum, dan anaknya ibu Tum (panggilan ibu Tumiyanti) kemudian bergegas ke lokasi penanaman kangkung.
Lokasinya berada di belakang RPTRA, sebelah lapangan sepakbola. Saya lihat, pengelola RPTRA Sungai Bambu yang lain (aduh ibu siapa saya lupa namanya) sedang memanen kangkung.
Ada empat bedeng kangkung. Ukurannya setengah meter lebar dan panjang dua meter. Tidak bisa saya hitung jumlah kangkung yang ada di bedeng tersebut.
Saya pun dengan senang hati ikut memanen. Mencabuti kangkung yang ditanam. Beruntung tidak becek, dan saya sedang pakai sandal. Jadi tidak perlu khawatir akan kotor.
Kira-kira 10 menit, saya dan ibu Tum selesai panen. Tidak lupa saya foto-foto dong. Kan buat di blog dan di twitter.
“Nggak usah bu, saya ngekos, tidak bisa masak. Mendingan kangkungnya dijual dan uangnya bisa buat kas RPTRA,”
Mungkin yang kami panen siang itu, ada sekitar 10 ikat. Kangkung tidak dipanen semua, tapi masih ada sisanya. Mungkin akan dipanen lagi besok atau hari lainnya.
Seusai panen saya masih berbetah-betah di RPTRA. Masih mau melihat ibu-ibu yang sedang ikut pelatihan merajut. Setelah blog ini, saya akan tuliskan juga ya soal pelatihan tersebut.