Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Revolusi Mental Jokowi, Revolusi Akhlak Habib Rizieq, dan Khotbah Pendeta Saya

10 November 2020   14:08 Diperbarui: 10 November 2020   14:13 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar tribunnews.com

"Jika Habib Rizieq ingin merevolusi akhlak, mulai dari diri sendiri dulu. Jadi teladan dalam tindakan dan ucapan, nanti masyarakat pasti ikut."

Mendengar kata revolusi, seolah ada sesuatu yang ingin dirubah secara cepat. Setidaknya kata revolusi pernah populer saat Jokowi mengkampanyekan "revolusi mental" ketika mencalonkan diri jadi presiden.

Kini kata revolusi kembali menggema saat Habib Rizieq pulang ke Indonesia. Gagasan yang dibawa oleh Habib Rizieq adalah revolusi akhlak. Walaupun dari pihak bersangkutan sendiri belum menjabarkan secara detil Apa yang dimaksud dengan revolusi akhlak, setidaknya ini adalah yang menarik.

Di satu sisi revolusi mental yang dulu pernah digaungkan Presiden Jokowi kini seperti redup. Walaupun slogan revolusi mental itu sendiri tidak sia-sia, karena slogan itu diturunkan dalam program-program pemerintah.

Misalnya pembangunan yang dimulai dari ujung timur Indonesia, kesatuan harga antara daerah Jawa dan daerah Timur , infrastruktur yang menghubungkan setiap pulau di Indonesia, dan penghapusan subsidi yang membakar uang dalam jumlah besar tapi mubazir.

Terobosan ini dan cara pemerintah menangani penolakan dari masyarakat itulah upaya-upaya revolusi mental. Memang terkesan abstrak, tapi itulah gagasan, dia lebih ditempatkan sebagai simbol atau doktrin Untuk menimbulkan keberanian dan optimisme di masyarakat.

Sekarang mari kita lihat gagasan Habib Rizieq tentang revolusi akhlak. Pertanyaannya apa yang salah dengan akhlak masyarakat kita saat ini? Lalu dengan cara apa akhlak itu direvolusi?

Saya jadi ingat cerita pendeta saya saat kotbah.Dimana suatu hari ada orang tua yang melarang anaknya merokok namun orang tua itu sendiri ternyata merokok. Orang tua ini sudah marah-marah sama anaknya tapi si anak tetap merokok. Alasan si anak "kan orang tuanya juga merokok."

Ilustrasi ini saya tulis untuk menunjukkan 2 dimensi dalam revolusi akhlak. Pertama dengan cara terus menggembar-gemborkan revolusi akhlak itu sendiri (tell).Sembari menggembar-gemborkan revolusi, kecam pemerintah, kritik pemerintah, terus lempar isu yang panas dan menyudutkan pemerintah.

Cara ini sama dengan orang tua yang meminta anaknya berhenti merokok Tetapi dia sendiri adalah seorang perokok berat. Maka jika Habib Rizieq memakai cara ini sudah pasti revolusi itu akan gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun