Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Dosa Besar Negara" Kemarahan Ahok pada Pertamina dan Semangat Kristen Reform

16 September 2020   16:19 Diperbarui: 16 September 2020   17:03 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Detikfinance

Sebelumnya saya pernah menulis begini, ide ini saya dapatkan dari eksposisi pendeta Muriwali Yanto Matalu dalam salah satu ceramahnya.

"Dalam 1 dan 2 Raja-raja dikisahkan Elia berjuang agar bangsa Israel dan raja Ahab menyembah Yahweh (Allah Abraham, Ishak, Yakub), tidak kepada dewa Baal yang dibawa oleh ratu Izebel, isteri Ahab, ke Israel.

Perlu diketahui Elia adalah salah satu nabi besar yang tercatat dalam Alkitab.Elia adalah nabi sejati yang berani menegur dengan keras raja Ahab dan para nabi palsunya. Elia dengan berani memperingatkan mereka tentang amarah Tuhan jika mereka terus berbuat dosa.

Sampai akhirnya Elia melalui kuasa Tuhan membuat hujan tidak turun sehingga terjadi kekeringan dan kelaparan.

Lalu setelah 3,5 tahun kekeringan dan kelaparan, Elia muncul dan meminta Ahab untuk mengumpulkan semua nabi Baal, 450 orang semuanya, untuk membuktikan siapa yang hidup, TUHAN atau Baal. Nabi-nabi Baal dan Elia masing-masing membuat mezbah dengan seekor lembu di atasnya, kemudian masing-masing harus meminta allahnya untuk mendatangkan api dari langit supaya membakar korban di mezbah.

Nabi-nabi Baal tidak berhasil, sedangkan doa Elia didengar TUHAN, yang mengirim api dari langit untuk membakar habis korban di mezbah. Setelah rakyat melihat itu, mereka mengaku TUHAN adalah Allah, lalu menangkapi semua nabi-nabi Baal dan Elia membunuh mereka semua di sungai Kison. Selanjutnya Elia berdoa dan turunlah hujan ke wilayah Israel.(1 Raja-raja 18)

Masih ada lagi contoh-contoh di Alkitab dimana nabi-nabi Allah menegur dosa dengan sangat keras. Tidak seperti sekarang ini, tokoh agama malah sibuk berpolitik, dan melemparkan ucapan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dosa. Tokoh agama saat ini tidak peka dan tak punya sensitivitas pada murka Allah.Terkhususnya di kalangan kristen, Pendeta bukannya menubuatkan bahayanya perbuatan dosa, tapi malah sibuk bernubuat tentang Corona, ekonomi, dan hal-hal aneh lainnya.

Maka saat itu, saya pikir, sekalipun bukan seorang pendeta, telah lahir seseorang yang menjalankan fungsi kenabian, yaitu Ahok.Dimana dia menegur dengan sangat keras perbuatan dosa.Saat ini, dikalangan kekristenan sendiri, tak banyak Pendeta yang bersuara layaknya nabi sejati seperti di perjanjian lama (Alkitab).

Bahkan tokoh agama secara umum, malah sibuk berpolitik, melempar isu yang tidak-tidak, menjilat pemerintah, memprovokasi umat, dan mengajarkan hal yang aneh-aneh.Maka kita perlu Ahok yang dulu, yang dengan keras mengecam perbuatan dosa, yang mana sudah pasti itu adalah pelanggaran hukum.

Di Alkitab dikisahkan, sejatinya nabi-nabi palsu, selalu bicara yang baik-baik untuk menyenangkan hati raja.Apapun yang terjadi, nabi palsu selalu menubuatkan hal-hal yang menyenangkan raja.Sampai akhirnya suatu hari, Israel harus dijajah, mengalami pembuangan dan kehilangan negerinya.

Tentu pemerintahan yang bersih harus didukung, tapi teguran keras tetap dibutuhkan, apalagi yang menyangkut moral dan akhlak umat dan pejabat.Karena pejabat yang di atas dan umat yang di bawah harus bersinergi dalam perilaku yang bersih.Maka kalau memang Ahok sudah "mati" maka kita rindu lahirnya Ahok-Ahok lain yang ganas seperti dulu."

Belum lama saya menulis tentang hal di atas, sekarang Ahok sudah terbangun kembali. Mungkin Ahok perlu menenangkan diri setelah keluar dari penjara. Tapi satu hal yang harus disadari Ahok, Tuhan memang ciptakan dia sebagai petarung. Tuhan memang panggil dia untuk membuat gerah para penjahat yang dari dulu merampok uang negara lewat sistem yang lemah dan niat yang jahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun