Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Kita Diciptakan Memang untuk Gagal!

2 September 2017   07:31 Diperbarui: 15 April 2019   15:07 4092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar (Media Kliping Kita)

September guys!

Tubuh makin renta, jodohku kamu di mana? Eaaaaa! Eaaaa! Cakep! Ala penonton facebookers gitu. Di bulan yang baik ini saya mau membicarakan takdir. Berat ya? Tenang aja kalo sudah versi saya nggak akan berat, karena bakal saya bahas seenak jidat saya. Jadi untuk memulai sebuah perenungan di bulan baik ini, saya bertanya pada diri sendiri,"Apa itu takdir?"

Kalo kamu, peristiwa apa dalam hidup yang sudah kamu anggap sebagai takdir? Jenis kelamin? Lahir di Indonesia? Yups semua itu adalah takdir. Sama halnya dengan, bahwa Mikha Tambayong adalah calon isteri saya, itu pun adalah takdir (sayangnya belum tergenapi).

Yang sering saya dengar sih katanya takdir itu adalah hal-hal yang tak dapat kita rubah. Seperti kelahiran dan kematian misalnya. Saya setuju dengan pemahaman ini, oleh karena itu tulisan ini hanya sekadar intermezzo dari saya.

Inilah takdir dalam pendapat saya, bocah ingusan yang sok bijak dan sok tahu.

Menurut saya takdir itu dapat dipelajari karena sifatnya yang berdasar pada ketetapan Tuhan.

Pertama, takdir itu tidak dapat diubah.

Menurut saya takdir dalam pengertian tak bisa diubah adalah takdir yang sifatnya keberadaan (hakikat). Secara ontologi.... (Elehh skripsi aja revisi mulu sok-sok an bicara ontologi) yaudah nggak jadi. Takdir yang tak bisa diubah itu ya seperti kelahiran, kematian, kita lahir dari siapa, dan berjenis kelamin apa.

Ini adalah takdir karena kita tak berkuasa untuk menentukannya. Semua ini adalah otoritas yang maha kuasa. Kalaupun dipaksa untuk diubah, seperti jenis kelamin misalnya (transgender) nanti jatuh-jatuhnya malah melanggar khodrat manusia. Dosa! (Aduh nggak ada niat ceramah, maaf)

Jadi untuk takdir yang satu ini kita hanya bisa  nerimo. Saya tak bisa memilih untuk memulai hidup sebagai anaknya pak Jokowi. Faktanya tak bisa diubah, hanya pola pikir yang bisa diluruskan biar terus mengucap syukur untuk apapun yang telah terjadi.

Kedua, takdir itu dialami setiap orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun