Menurut Wikipedia "Ebeg/kuda lumping merupakan bentuk kesenian tari daerah Banyumasan yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan kepalanya diberi ijuk sebagai rambut. Tarian Ebeg di daerah Banyumas menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda. Gerak tari yang menggambarkan kegagahan diperagakan oleh pemain Ebeg."Â
Kesenian Ebeg/Kuda lumping memiliki ciri khas Tersendiri, Salah satunya Penari ebeg menari menggunakan Kuda-kudaan yang di anyam menggunakan bambu, kuda-kudaan tersebut sering disebut jaran. Penari juga mempertunjukan hal-hal yang di luar logika, Seperti memakan beling, kesurupan, menginjak beling, kebal senjata tajam.Â
Ebeg/ Kuda Lumping banyak yang beranggapan bahwa ebeg adalah tarian yang mengandung setan dan sejenisnya. hal ini harus di luruskan karena  Ebeg ini tidak hanya sebuah pertunjukan yang menyeramkan, Tetapi ebeg memiliki Filosofis dari leluhur yang didalamnya mengandung ajaran-ajaran.Â
Kuda-Kudaan Yang ditumpaki oleh penari memiliki warna yang berbeda beda dan memiliki makna. Putih Diartikan sebagai kesucian pikiran, merah sebagai symbol keberanian dan hitam sebagai symbol sifat buruk.Jadi manusia wajib memahami makna warna sebagai bahan pertimbangan dalam bersikap dan berperilaku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI