Mohon tunggu...
Junihot Maranata
Junihot Maranata Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi pendidikan

Berhamba pada sang anak didik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandangan Aliran Filsafat Progressivisme tentang Pendidikan

14 Mei 2020   09:53 Diperbarui: 14 Mei 2020   09:59 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kriteria tindakan etik adalah uji sosial dalam masyarakat. Kriteria keindahan (estetik) bergantung pada selera sosial. Seni tidak dibedakan antara yang tinggi dan praktis.

Pandangan aksiologi progressivisme tersebut berimplikasi pada padangan tentang asas belajar menurut progresivisme sebagai berikut: 

1) Peserta didik  mempunyai kecerdasan sebagai potensi kodrat yang membedakannya dengan makhluk lain.

 2) Peserta didik mempunyai potensi kreatif dan dinamis, sebagai bekal untuk menghadapi dan memecahkan problem-problem hidupnya dan lingkungannya; 

3) Hal penting bagi peserta didik adalah pengalaman. Dengan inteligensinya manusia dapat menyelesaikan masalah. Peserta didik belajar dari lingkungan dan bertindak dengan segala konsekuensinya; 

4) Pendidikan merupakan wahana efektif dengan orientasi pada sifat dan hakikat anak didik sebagai manusia yang berkembang; 

5) Guru adalah pembelajar juga hanya ia lebih berpengalaman sehingga dapat dipandang sebagai pembimbing atau pengarah oleh peserta didik. Guru tidak mengarahkan kelas berdasarkan kebutuhan dirinya melainkan karena kebutuhan  dan minat peserta didik. Mata pelajaran dipilih  berdasarkan kebutuhan peserta didik; 

6) Usaha-usaha yang harus dilakukan guru adalah menciptakan kondisi edukatif, memberikan motivasi-motivasi, memberikan stimulus-stimulus sehingga akal peserta didik dapat berkembang dengan baik; 

7) Sekolah adalah bagian dari kehidupan, bukan sekedar persiapan untuk hidup. Apa yang dipelajari di sekolah tidak banyak berbeda dengan apa yang dipelajari dalam berbagai aspek hidupnya.

Kurikulum menurut aliran progressivisme harus didesain bersifat fleksibel, tidak kaku, bisa diubah sesuai dg kehendak zaman, terbuka dan tidak terikat oleh doktrin tertentu sehingga   dapat dievaluasi dan direvisi sesuai kebutuhan. 

Kurikulum lebih difokuskan pada proses daripada isi. Kurikulum dipusatkan pada pengalaman manusia. Pengalaman diperoleh karena manusia terus belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun