Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lomba Sama, tapi Falsafahnya Beda

19 Agustus 2016   22:40 Diperbarui: 20 Agustus 2016   06:43 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lomba Boleh Sama,Falsafah Berbeda

Kemarin, kami  memaksa diri untuk bisa pulang ke Indonesia, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke 71, walaupun resikonya harus menuggu selama 6 jam di Bandara International Kualalumpur. Memanfaatkan waktu setibanya di Jakarta,maka kami ikut menyaksikan beragam lomba yang dilakukan boleh dikatakan dihampir setiap desa. Terutama disekitar Kemayoran. 

Umumnya jenis lomba adalah sama, yakni :

  1. Lomba makan kerupuk
  2. lomba lari dengan mengenakan karung
  3. lomba panjat batang pinang
  4. lomba tarik tambang

Namun ternyata falfasah atau cara mereka memaknai arti dari setiap lomba adalah berbeda,walaupun lombanya sama. Dalam setiap acara lomba, yang umumnya diikuti oleh ana anak dan para remaja, maka Panitia Perayaan 7 Agustusan setempat, menjelaskan arti dan makna dari setiap lomba..Jujur, saya baru tahu bahwa setiap lomba ada pesan moral di dalamnya, Padahal sudah sangat sering menyaksikan dan beberapa kali dulu jadi panitia, Tapi nggak pernah tahu dan nggak pernah menjelaskan pada anak anak bahwa semua lomba ada filosofinya.

Bukti bahwa dalam hidup yang sudah saya jalani selama 74 tahun, masih banyak hal yang belum saya pahami, Termasuk hal yang tampak sepele,namun ternyata memiliki dan menyimpan pesan pesan moral bagi generasi muda bangsa.

Misalnya :

Lomba makan kerupuk - adalah mengingatkan para generasi muda,akan sulitnya kehidupan dimasa masa pernjuangan kemerdekaan.Sehingga hanya untuk mendapatkan makanan murahan ,seperti krupuk,maka orang harus  berjuang keras. Dan tak jarang harus berlomba ,untuk mendapatkannya.

Namun didesa yang bersebelahan, ternyata dimaknai secara berbeda. Yakni ,lomba makan Kerupuk adalah untuk mengingatkan pada generasi muda, bahwa hidup sederhana saja, sudah harus disyukuri. Misalnya makan nasi dengan :"laukya" kerupuk.

Lomba Pacu Karung : mengingatkan pada generasi muda, bahwa pada masa penjajahan, tidak ada kemerdkaan, seakan semua kaki dalam keadaan dirantai,yang mengakibatkan susah untuk dapat bergerak.Namun para pejuang bangsa tetap berjuang meraih kemerdekaan.

Tapi didesa yang bersebelahan ternyata dimaknai agak berbeda. yakni, bahwa untuk meraih cita cita hidup, orang harus kerja keras, walaupun dalam kondisi yang tidak menguntungkan, yakni  kaki berada didalam karung

Lomba Panjat Pinang: melambangkan bahwa seorang pemimpin itu harus tahu diri, bahwa ia baru bisa berada diposisi paling atas karena didukung oleh orang orang yang berada dibawahnya, tanpa itu, pemimpin  akan tumbang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun