Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalau Tidak Dapat Memberi Madu, Jangan Meracuni

13 Mei 2017   05:32 Diperbarui: 13 Mei 2017   06:32 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : depositophotos

Kalau Tidak Dapat Memberikan Madu ,Jangan Meracuni Hidup Orang

Judul diatas mungkin dinilai sangat vulgar atau kasar.Tetapi terkadang,bunyi yang sayup sayup sampai tidak mampu menyadarkan kita ,maka sesekali perlu suara atau nada yang keras.Seperti kalau ada kebakaran,maka sirene yang berbunyi,seakan dapat memekakkan telinga yang mendengarnya.Hal ini untuk menyadarkan orang,bahwa dirinya dalam bahaya

Kita tidak perlu bercita cita menjadi orang Sholeh.Karena sholeh itu tidak dapat diraih,seperti ketika kita mengejar gelar sarjana.Takaran sholeh tidaknya,bukan pada manusia,tapi merupakan hak preogatif Sang Mahapencipta. Karena bisa jadi orang yang dimata kita adalah orang Sholeh,kelak dibelakang hari ternyata hanya penipu yang berkedok .

Nah,sesungguhnya hidup itu bisa dipermudah,tapi secara tanpa sadar,banyak orang yang dengan sikap dan tindakannya,malah mempersulit orang lain,hanya karena mementingkan diri sendiri.

Rumus hidup itu sangat sederhana. Kalau tidak bisa meringankan  beban hidup orang lain,janganlah  menambah bebannya.Kalau tidak bisa memberi,jangan mengambil milikorang. Kalau tidak bisa menghibur,jangan melukai hati orang Dan kalau tidak bisa memberi madu,jangan meracuni orang.Meracuni bukan semata dalam keartian memberikan racun sianida atau sejenisnya,yang dapat membunuh orang lain,tapi racun yang tidak berujud,yakni dengan sikap ,tutur kata dan komentar komentar yang diberikan secara serampangan,hanya karena kita mementingkan diri sendiri.

Selfie Ok,Selfish Jangan

Kedua kosa kata ini, hampir mirip dalam cara penulisannya,maupun dalam melafazkannya.Namun sesungguhnya antara kedua kosa kata ini, terdapat perbedaan yang mencolok.

Kata:"selfie"di meteraikan kepada orang yang suka mengabadikan dirinya sendiri,dalam berbagai posisi,untuk kemudian di upload dan disebar luaskan. Tentu saja hal ini adalah sangat manusiawi.Boleh dong,orang mengaggumi dirinya  sendiri. Bahkan andaikata hasil foto jepretan sendiri (selfie) dinilai tidak memuaskan, bisa saja minta tolong kepada siapa saja yang ada di lokasi yang indah,untuk memotret diri kita dan kemudian mempostingkannya. Walaupun mungkin dinilai :"narcis" ,tapi kalau hanya sekedar dalam ujud foto,tidak ada orang lain yang dirugikan.

Selfish Jangan

Sementara kata :"Selfish" berarti:"egois",yakni orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri,tanpa menghiraukan kepentingan orang lain.Baik dalam  hal kebutuhan hidup,maupun dalam berinteraksi ditengah tengah lingkungan,dimana ia berada Selfish atau egois bukan semata dalam bentuk hanya memikirkan kepentingan diri secara materi,tapi juga dalam bentuk lainnya,yang bersifat non materi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun