Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Abaikan Hukum Prioritas Penyebab Utama Terjadinya Petaka

19 Agustus 2014   05:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:11 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14083751571465205185

[caption id="attachment_338723" align="aligncenter" width="450" caption="Hidup itu harus seimbang, dahulukan kewajiban"][/caption]

Abaikan Hukum Prioritas Penyebab Utama Terjadinya Petaka

Penyebab terbesar kegagalan dalam hidup.bukan karena kurangnya pengetahuan . Juga bukan karena ketiadaan peluang untuk sukses. Tetapi terutama adalah karena orang melupakan Hukum Prioritas.

Untuk memahami secara mendasar tentang hukum prioritas ini, tidak perlu harus sarjana hukum ataupun sarjana falsafah. Setiap orang .sesungguhnya sudah memahaminya,namun tidak menerapkan dalam kehidupan pribadinya.

Contoh sederhana adalah: setiap kali kita membeli barang, selalu mulai menghitung dengan angka 1 – 2 – 3 dan seterusnya. Bila cara ini tidak diikuti dan orang mulai menghitung secara serampangan.maka semuanya akan menjadi keliru . Mengendarai mobil ,selalu diawali dengan persneling 1 dan kemudian baru masuk kepersnelling 2 dan selanjutnya. Boleh dikatakan semua orang sudah memahaminya.

Akan tetapi ,disisi lain kehidupan, banyak orang mengabaikan hukum prioritas ini.Mungkin tanpa sadar, kita juga pernah melakukannya.

Cara kita menempatkan Prioritas dalam Hidup

Setiap orang bebas menentukan jalan hidupnya masing masing dan tak seorangpun berhak untuk mendiktekannya. Namun setiap orang berkewajiban untuk menata hidupnya,dengan jalan mendahulukan pekerjaan yang patut diprioritaskan.

Ada begitu banyak hal hal penting dalam hidup kita.:


  • Bekerja
  • Berdoa
  • olah raga
  • hobbi /refreshing
  • kegiatan sosial
  • makan /minum
  • tidur

Semua kegiatan diatas adalah penting.namun hidup itu harus balance, Ada yang patut dinomer satukan dan ada yang nomer dua dan seterusnya.


  • Orang perlu bekerja untuk mendapatkan penghasilan, guna membiayai hidup keluarga
  • Berdoa itu perlu,apapun agama yang kita Imani
  • Olah raga juga perlu,karena tanpa olah raga kita akan gampang terserang penyakit
  • Hobbi dan refreshing penting,bekerja terus menerus,tanpa refreshing akibatkan kejenuhan
  • Kegiatan sosial juga tidak boleh diabaikan, karena hidup itu harus berbagi
  • Makan dan minum ,jelas diperlukan, bila ingin tetap hidup
  • Tidur, tidak usah dijelaskan ,semua orang tahu ,bahwa tidur itu perlu ,untuk jaga kesehatan

Menyusun Prioritas

Secara garis besar, kesemua hal penting,yang harus dilakukan ,dapat dibagi atas :


  • Pioritas Utama
  • Prioritas Kedua
  • Prioritas Ketiga
  • Dan seterusnya.

Setiap orang berhak untuk menikmati kebebasan hidup,tapi hukum Prioritas tetap harus dijalani. Namun dalam prakteknya, banyak orang menganggap remeh dan tidak mempraktekkannya secara konsisten. Akibatnya terjadilah kesenjangan didalam menerapkan ,mana yang patut didahulukan dan mana yang seharusnya di nomer duakan. Yang terjadi justru ,orang mendahulukan yang disukainya, kemudian baru melakukan kewajibannya. Tidak jarang, hal yang sesungguhnya menjadi Prioritas Utama, menjadi yang terakhir dilakukan.Akibatnya sudah bisa di duga,yakni : Kegagalan demi kegagalan

Mengawali Hari denganBaca Koran

Kekeliruan terbanyak dilakukan orang adalah mengawali harinya dengan duduk baca Koran. Padahal pagi itu adalah kesempatan emas, untuk dekat dengan keluarga, Mengingat setelah pagi itu ,seharian kita tidak jumpa dengan keluarga, Karena anak anak kesekolah,ayah ke kantor /ketempat kerja/ ibu mengajar/dirumah. Secara tersistim.keluarga akan terpisah dalam 3 lokasi dan baru akan ketemu setelah senja ataupun malam hari.

Kurangnya komunikasi, secara tidak sadar, akan menciptakan :”gap” atau jarak di dalamkeluarga. Yang lama kelamaan mengurangi keharmonisan rumah tangga.Dan terburuk adalah dapat menjadi penyebab gagalnya kehidupan berumah tangga, Walaupun mungkin ada pencetus lainnya,namun cikal bakal kegagalan itu sudah terstruktur sejak orang mengabaikan hukum prioritas, yakni :” family is the first”. Keutuhan keluarga adalah nomer satu.

Hobbi

Tugas utama di kantor atau ditempat pekerjaan ,tentunya melakukan tugas kita ,sesuai dengan jabatan . Karena untuk itulah kita dibayar. Namun ,kalau kita menelusuri kantor kantor, karyawan memang membuka laptop,tapi bukan mengerjakan pekerjaan, melainkan main games. Ketika berada di Indonesia, beberapa kali saya mengalami, ketika di toko mau membeli sesuatu, karyawannya tampak amat sibuk dengan laptop atau Hp ditangan, sehingga pertanyaan kita dijawab asal asalan. Dan tidak jarang ,yang menjawab,,sambil matanya tetap menatap kelaptop atau ke Hp nya. Kembali hukum prioritas dilanggar .

Dirumah

Pulang kerja ,sudah malam.mandi ,makan malam dan duduk nonton sepak bola ,hingga larut malam. Istri dan anak anak ,tidak mendapatkan perhatian sama sekali.

Akibat kurang harmonisnyahubungan dalam keluarga, maka secara tanpa sadar, kita sudah membuka peluang untuk masuknya orang ketiga dalam kehidupan pribadi. Baik ataupun suami dan anak anak.Masing masing secara naluriah, mencari orang yang tempat curhat dan mau mendengarkan keluhan dan kesulitan mereka. Karena di dalam keluarga sendiri, mereka seolah tidak mendapatkan tempat untuk curhat.

Mengabaikan hukum prioritas,secara tidak sadar akan menciptakan lingkaran setan dalam kehidupan kita. Sekali kita terjebak, akan sangat sulit bisa melepaskan diri.

Pengalaman

Kami pernah diundang ke Kualalumpur untuk membantu seorang gadis yang sudah hampir satu tahun berada di Pusat Rehabilitasi Pencandu Narkoba.Gadis cantik berusia 21 tahun (pada waktu itu) di titipkan oleh orang tuanya, agar mendapatkan bantuan terapi.Namun tidak ada hasil yang signifikan.

Saya sarankan pada kedua orang tuanya, agar putrinya ,nama : Lydia( nama sebenarnya) dikeluarkan dari Pusat rehabilitasi ini .Karena setelah mengunjungi dan melihat secara langsung ,serta berbicara selama hampir satu jam dengan Lydia, saya mengambil kesimpulan bahwa tempat ini ,hanya semata bisnis,tanpa memperdulikanpasiennya.

Dari pembicaraan dengan Lydia, ia menceritakan, pada awalnya ,ia merasa kesepian dirumah. Karena ayahnya sibuk bekerja dan baru pulang larut malam,karena meeting sana dan sini,.Sementara itu ibunya juga sibuk,karena sebagai ketua PKK, dengan arisan disana sini. Akibatnya ,setelah pulang kuliah, dirumah tidak ada siapa siapa ,selain si mbak dan tukang kebun. Lama kelamaan ia mulai nginap dirumah teman dan mengenal obat obatan terlarang. Sehingga kecanduan

Syukurlah orang tuanya ,sadar diri dan putrinya di keluarkan dari tempat penitipan tersebut. Dua tahun kemudian ,kami dapat telpon dari Lydia:” Om,,tante,Lydia sudah lulus sarjana.. Terima kasih doanya..Kapan kita bisa ketemu?”Suara Lydia ceria.

Catatan Penulis:

Tahun lalu Lydia menikah dan sudah diboyong suaminya ke Colorado –Amerika Serikat. Kami ikut berbahagia, Karena itu artikel ini saya posting,dengan harapan, agar jangan ada lagi :”Lydia Lydia “ lainnya,karena orang tua, mengabaikan hukum prioritas,bahwa keluarga adalah nomer satu,bukan hobbi atau arisan,

Melakukan segala sesuatu pada tempat dan pada waktu yang tepat,adalah jalan keluar terbaik,untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam hidup. Kegagalan bukan hanya diukur seberapa banyak materi yang hilang, namun terutama,terjerumusnya anggota keluarga,kejalan yang salah.

Mount Saint Thomas, 18 Agustus, 2014

Tjiptadinata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun