Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Kami Berdua Menjalani Slow Living?

20 Mei 2023   07:59 Diperbarui: 20 Mei 2023   13:10 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikmati Bekal Ditepi Pantai Mengapa Harus Malu?

Saat orang sibuk membahas tentang memaknai arti Slow Living, sesungguhnya kami berdua sudah sejak dulu mengaplikasikan dalam hidup. Bila kami berdua mau menikmati secangkir capucinno dan sarapan pagi di Cafe Burns Beach, sama sekali tidak masalah. Kami mendapatkan support dari anak anak kami, lebih dari cukup. Tapi kami berdua memilih gaya Slow Living

Caranya:

Bawa termos berisi kopi dan nasi goreng dari rumah. Kami jalan ke pantai. Ada bangku duduk yang disediakan untuk umum. Duduk santai dan menikmati bekal yang kami bawa dari rumah.

Bila ada yang lewat dan melambaikan tangan,maka kami balas dengan senyuman dan lambaian tangan 

Berapa total pengeluaran untuk sarapan pagi kami berdua? 2 sachet capucinno,2 x 50 cent=1  dollar.

Nasi goreng dan telor mata sapi dan lain lainnya, total 4 dollars Sarapan pagi kami berdua bernilai sekitar 5 dollars. Kalau kami berdua sarapan pagi di Cafe Burns Beach, berupa secangkir capucinno dan sepotong kue,minimal pengeluaran 30 dollars.Bayangkan setiap pagi kami sudah hemat 25 dollars.

Begitu juga untuk makan siang, kami bawa bekal dari rumah. Menikmati santapan siang di Taman atau di tepi Swan River, kami sudah berhemat minimal 30 dollars lagi di bandingkan makan di restaurant tepi pantai.

D engan menerapkan Gaya Slow Living setiap bulan kami berdua sudah berhemat dalam satu bulan minimal 1000 dollars, dibandingkan dengan sarapan pagi dan santap siang di restaurant 

Beda gaya hidup,beda pula biaya hidup 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun