Dalam Hal DigitalisasiÂ
Kemarin malam,kami diajak makan malam oleh putra kami Irwan Effendi dan keluarga untuk makan malam bersama di salah satu restoran di bilangan Kelapa Gading. Agar tidak melanggar ketentuan Admin, bahwa tidak dibenarkan menampilkan foto atau gambar yang dapat menimbulkan image promosi terselubung,maka gambar yang berlogo nama restoran ditiadakan.Â
Restoran yang cukup luas dan didekorasi dengan gaya mileneal dan disertai lampu warna warni,sungguh menciptakan suasana ceria dimalam itu. Layanan yang sangat santun dan ramah dari Pelayan Restoran,sungguh semakin melengkapi kenyamanan di restoran bergengsi ini
Seperti biasanya,setiap kali kami diajak makan oleh putra pertama kami di Australia,selalu ada kertas berisikan Daftar Menu makanan. Tapi yang tampak di meja makan, hanyalah pajangan dengan gambar Scanner yang mirip dengan QR Scanner.Â
Sewaktu Pelayan restoran datang, ee Irwan menyodorkan Ponselnya .Ternyata pesan makanan via Ponsel. Dengan Scanner ,maka Daftar Menu sudah tercopy secara utuh dalam Ponsel.Â
Kayak orang kampung masuk kota,saya terbengong mendengarkan penjelasan putera kami. Baru paham bahwa dalam hal Digitalisasasi hingga memasuki dalam penyediaan menu masakan, Australia kalah dari Indonesia. Karena selama kurun waktu dua bulan terakhir,kami setidaknya sudah diundang makan oleh putra kami di berbagai restoran.Â
Misalnya, Kungfu Kitchen Restaurant, Imperial Palace Restaurant  dan seterusnya.Semua restoran yang kami kunjungi,masih menggunakan cara konvensional dalam memperlihatkan Daftar Menu makanan,yakni menggunakan kertas atau buku kecil secara phisik. Belum pernah ditemukan,ada restoran yang menyediakan Daftar Menu dalam wajah Digital ,yakni cukup dengan melakukan Scanner .
Bukan Hal Besar Tapi Membanggakan
Urusan Digitalisasi Menu Restaurant, memang hanya masalah kecil dan mungkin dianggap sepele, tapi  setidaknya menghadirkan kebanggaan, bahwa dalam hal ini , Indonesia selangkah lebih  maju dibandingkan  Australia
Tjiptadinata Effendi