Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaknai Arti "Bagiku Agamaku dan Bagimu Agamamu"

17 April 2022   19:35 Diperbarui: 17 April 2022   19:42 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merupakan Pondasi Membangun Hidup Bertoleransi

Berbagi pengalaman kami, menjelajahi seluruh nusantara, semakin memperkaya pemahaman kami  tentang arti dari kalimat: "Bagiku agamaku dan Bagimu agamamu". Hal ini kami alami ketika kami berkunjung ke Banda Aceh, yang mendapatkan kehormatan mendapatkan julukan: "Serambi Mekah". 

Walaupun banyak yang nyinyir mencegah agar kami jangan overconfident untuk berkunjung kedaerah: "keras", mengingat kami menyandang predikat sebagai orang dengan double minoritas. Tetapi kami yakin,niat kami datang adalah dengan setulus hati. 

Tidak ada udang dibalik batu dan sama sekali tidak ada niat untuk menciderai keimanan warga setempat. Banyak yang menyarankan, agar isteri saya menggunakan kerudung, tapi kembali kepada pesan di atas: "Bagiku agamaku dan bagimu agamamu". 

Kami tidak ingin menjadi manusia yang munafik, dengan berpura pura menggunakan peci dan pakai kerudung. Apalagi isteri saya sejak dulu selalu berpakaian sopan. Mengenakan celana panjang dan pakaian tertutup, tanpa jendela untuk orang bisa memandang ke dalamnya. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Ternyata Diterima dengan Sangat Antusias

Ternyata segala kekuatiran yang disampaikan kepada kami, sama sekali tidak benar. Kami diterima dengan sangat antusias dan tak seorangpun menyarankan isteri saya pakai kerudung atau saya pakai kopiah. Bahkan kami diajak makan bersama. 

Saat makan bersama ini sungguh merupakan momentum yang sangat indah dan mengesankan. Kami duduk menikmati makanan sambil merasakan suasana kekeluargaan yang sangat kental. Tidak seorangpun yang membahas mengenai masalah agama, ataupun mengenai perbedaan suku. Kami berbincang bincang, sambil sesekali tertawa ceria, seakan kami sudah bertahun tahun bersahabat. 

Padahal kami baru saja kenal selama dua hari. Bahkan saat usai makan dan saya mau membayar semua tagihan, ternyata sudah dibayar oleh salah seorang dari yang hadir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun