Yang Tampaknya Mudah Ternyata Tidak Selalu Seperti yang Dibayangkan.
Kami sekeluarga hobi berkebun sejak masih tinggal di kota Padang. Baik berkebun buahan,maupun menanam tatanaman indah. Sebagai buktinya,kami pernah mendapatkan Piagam Penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup Profesor Emil Salim ,karena pekarangan rumah kami dinilai sebagai yang terindah dan terapi. Hobi berkebun ini ,kami lanjutkan hingga tinggal di Australia,tapi karena tanah disini terdiri atas pasir,maka berkebun di Australia,jauh lebih rumit ketimbang berkebun di Indonesia.Â
Sebagai ilustrasi ,kalau ada lagu yang liriknya berbunyi :"Tongkat kayu jadi tanaman " ,maka disini yang terjadi kebalikannya Yakni tanaman ,bila tidak disirami setiap hari,akan berubah jadi tongkat kayu,saking panasnya hari.
Kami rencana mau menanam pohon Blueberry.  Maka agar semangat  kami ramai ramai mengerjakannyaÂ
Disamping saya dan isteri,ada Irmansyah dan Lucy ,serta tetangga kami Lyon dan  Lala . Dengan membawa kelengkapan  untuk berkebun dan sekaligus beberapa tanaman Blueberry yang sudah mulai tumbuh dalam pot.Â
Karena sudah puluhan tahun tidak pernah lagi pegang cangkul,yakni sejak pindah ke Jakarta.maka mencangkul beberapa kali saja,nafas sudah mulai ngos ngosan.Â
Bahkan mencabuti rerumputan bersama akarnya,ternyata cukup menguras tenaga. Baru sadar,bahwa semangat boleh tinggi,tapi tenaga sudah tidak seperti dulu lagi.
Akhirnya saya dan isteri jadi "mandor angin" yakni hanya membantu ala kadarnya ,sedangkan yang kerja mencangkul tanah adalah Irmansyah dan Lyon dan dibantu oleh Luci mantu kami. Sementara itu Lala ,mengemudikan kendaraan untuk membeli peralatanÂ
Setelah usai mencangkul,maka tanaman yang kami bawa dari rumah,mulai ditanami. Dan agar rerumputan yang sudah dicangkul tidak tumbuh lagi,maka tanah ditutupi dengan plastik hitam yang memang sudah disiapkan oleh putra kami Irmansyah .Â