Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Remaja di Australia Tidak Dapat Kesempatan Menikmati Hidup Gaya Remaja Indonesia

4 September 2021   06:58 Diperbarui: 4 September 2021   07:11 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:shutterstock/kompas.com

Sudah Kuliah Tetap Dibiayai Orang Tua

Remaja Indonesia,mungkin termasuk remaja yang paling dimanja sedunia. Sejak masih duduk di TK hingga kejenjang pendidikan dibangku Universitas,seratus persen dibiayai oleh orang tua. Tugasnya hanya kesekolah untuk belajar dan pulang sekolah bebas merdeka,main game dari siang hingga malam. 

Alasan yang paling tepat adalah bahwa hukum di Indonesia,tidak mengizinkan anak anak untuk bekerja . Tetapi ternyata kemanjaan ini terbawa hingga "sang anak" sudah mencapai usia dewasa ,sudah kuliah bahkan sudah tumbuh kumis,masih dibiayai oleh orang tua. 

Memang masih ada sebagian kecil,yang terlahir dalam keluarga sederhana,harus  berkerja agar tetap dapat melanjutkan studinya. Termasuk diri orang yang menulis artikel ini. Selepas dari SMA ,saya tetap boleh tinggal dirumah dan makan gratis,tapi untuk belanja keperluan pribadi,termasuk bayar uang kuliah dan sebagainya,saya harus kerja .

Mendidik Anak Sejak Sedini Mungkin

Beda negara,beda aturannya. Begitu juga dalam masalah  "pekerja dibawah umur" disini secara resmi,anak anak diperbolehkan kerja ringan,maksimal 20 jam dalam seminggu  .Karena itu,kalau kita ke toko roti,ke Mc Donald ataupun minum kopi di Cafe,rata rata yang melayani adalah anak anak remaja . 

Cucu  kami Dea ,sejak SMP sudah kerja di toko roti ,begitu juga Ivan kerja di Supermarket,sedangkan Kevin kerja cuci mobil dan yang paling bungsu Angel juga kerja di supermarket. Bukan karena orang tuanya tidak mampu,melainkan begitulah cara orang tua di Australia mendidik anak anaknya,sehingga bila kelak lulus ,maka sudah menjadi seorang sarjana siap pakai. 

Sebagai contoh. Dea Karina ,begitu lulus Master dibidang bisnis,tanpa ada waktu jeda dan larut dalam euforia kelulusan, langsung bekerja di salah satu bank .Sedangkan cucu kami Kevin,merintis diusaha bisnis mandiri dan isterinya kerja di salah satu bank . Tak satupun yang menganggur ,sehingga tidak pernah menyaksikan mereka duduk sambil main game.

Keponakan saya,Cherry Indra,yakni putera kakak perempuan saya ,juga kerja di Mall dan isterinya kerja di Kantor Pos. Karena itu dapat dipahami,mengapa kalau siang hari jelang sore,daerah pemukiman sepi dan tak terlihat anak anak bermain main. Karena mereka sekolah hingga sore dan  yang lain pulang sekolah ,masih harus kerja part timer. 

Bagi anak anak,punya uang hasil kerja sendiri,merupakan kebanggaan tersendiri. Kalau saya dan isteri merayakan ulang tahun,maka selain dari anak mantu,cucu cucu dan cucu mantu memberikan hadiah dari uang hasil kerja mereka masing masing 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun