Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terus Terang Ada Aturan Mainnya

25 Mei 2021   20:52 Diperbarui: 25 Mei 2021   21:55 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pixabay,com

Tidak Seperti Iklan Bola Lampu

Dulu ada iklan dari salah satu merk terkenal bola lampu yang berbunyi ,kira kira :"Terus terang ,terang terus" Kalau sekedar iklan tentu saja sama sekali tidak ada masalah. Tetapi bilamana terus terang ini diaplikasikan dalam ruang kehidupan lainnya,ada aturan mainnya yang perlu menjadi perhatian Terang itu bagus,tapi sinar terang yang langsung dihadapkan ke mata ,disamping sangat mengganggu,sekaligus dapat merusakan mata kita. 

Seringkali kita dengarkan ada komentar yang dapat melukai hati orang lain,bahkan sekaligus dapat menyebabkan terputusnya hubungan persahabatan.bahkan hubungan kekeluargaan,akibat dari secara serampangan berterus terang .

Ada banyak contoh nyata,yang dapat dijadikan pelajaran hidup,agar kita semakin arif dalam memaknai arti kata :"terus terang" Sebagai salah satu contoh:"Suatu waktu kita diundang makan bersama. Tapi saat makan,terasa masakan agak asin.Dan ketika Nyonya rumah menanyakan :"Bagaimana rasa masakan saya?" Maka bangga akan sikap kita yang terus terang,langsung didepan orang banyak mengatakan:"terlalu asin bu"

Bayangkan ,hanya dengan satu kata:"asin" kita telah menghancurkan rasa kebanggaan Nyonya rumah dan sekaligus melukai perasaannya. Dan kalau ada yang menegur,maka dengan bangga mengatakan:"Saya memang dari sononya suka terus terang.Saya tidak suka bicara dibelakang orang"

Ada Aturan Tak Tertulis

Dalam hidup ini ada begitu banyak aturan tidak tertulis, tapi menjadi patokan hidup bagi masyarakat umum. Berterus terang tentu saja amat baik, tapi tentunya tidak dengan cara mempermalukan orang lain. Disinilah terletak seni dalam berbicara, yakni harus tahu kapan dan dimana ,bercerita tentang terus terang"

Cobalah bayangkan,seandainya, mengujungi sanak keluarga yang sudah lama tidak bertemu. Ketika bertemu,kita kaget menyaksikan wajahnya sudah keriput dan giginya sudah ompong. Dan karena bangga akan sifat yang terus terang,langsung mengatakan:"Aduh,kamu sudah kayak nenek nenek. tengok tuh wajah kamu sudah keriput,gigi ompong dan rambut sudah memutih" Walaupun apa yang dikatakan adalah memang benar benar sebuah kenyataan,tapi dengan cara demikian,kita sudah mempermalukan sahabat kita. Walaupun kemudian  kita minta maaf,tapi hati sahabat kita sudah terlanjur terluka .Dan selanjutnya sangat sulit baginya untuk tetap menjadi sahabat karib kita.

Karena itu dalam keseharian kita,perlu ada kontrol diri. Jangan sembarangan mengumbar "terus terang" karena berpotensial merusakan hubungan baik dengan para tetangga,maupun dengan sanak keluarga sendiri.Menyaga hubungan baik,dibutuhkan waktu bertahun tahun,tapi untuk merusakannya cukup hanya dalam beberapa detik saja,akibat kurang kontrol diri.

Karena itu,kita dapat melakukan batasan tersendiri,sesuai dengan keadaan dan kondisi tertentu. Antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun