Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hal yang Belum Pernah Saya Temukan di Indonesia

21 April 2021   21:49 Diperbarui: 21 April 2021   22:11 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: setiap kali usai Misa,Pastor bergegas menunggu umat di depan pintu keluar,untuk menjalami satu persatu/dokumetasi pribadi

Dalam  Kunjungan ke Puluhan Gereja di Seluruh Nusantara

Dalam hal ritual ,dapat dikatakan semuanya berlaku secara merata dimanapun kita menghadiri Misa. Walaupun nyanyiannya mungkin berbeda irama bahkan berbeda bahasa ,tidak menjadi masalah,karena seluruh rangkaian acara hingga ditutup  dengan memberikan berkat penutup adalah sama  Yang tampak berbeda adalah dalam cara pendekatan antara Imam yang memimpin Misa dengan umat yang hadir di gereja

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Di Australia,hampir pada setiap Misa ,anak anak yang hadir di gereja diminta oleh Pastor yang memimpin Misa untuk tampil di depan Altar. Kemudian mengajak umat untuk mengangkat kedua belah tangannya dan mengarahkan kepada anak anak tersebut ,dengan tujuan,bersama sama dengan Imam,memberikan berkat kepada anak anak yang hadir disana. Walaupun hanya berlangsung tidak sampai 3 menit,tapi bagi anak anak yang hadir,sungguh merupakan sesuatu yang sangat berharga,yakni merasa kehadiran mereka mendapatka sambutan dari Imam .Apalagi ketika mereka diminta kembali ke bangku masing masing,seluruh umat memberikan tepuk tangan .

ket.foto: acara morning tea/dokumentasi Pribadi
ket.foto: acara morning tea/dokumentasi Pribadi
Usai Misa Pastor Menunggu Umat Didepan Pintu Keluar untuk Disalami Satu Persatu

Saya dan isteri sudah mengunjungi hampir seluruh gereja ,baik selama di Wollongong,maupun sejak tinggal di Perth.. Menyaksikan setiap kali Misa selesai Pastor berdiri didepan pint keluar untuk menyalami umat satu persatu. Kecuali pada waktu covid ,hanya saling mengucapkan Selamat Pagi dan Tuhan memberkati. Dan secara berkala diadakan semacam "Morning Tea" yang diselenggarakan oleh komunitas yang ada pada setiap Paroki

Seluruh kue kue atau makanan ,serta minuman dibawa oleh Voluntir  dan tidak ada keharusan apapun. Kue kue ini dipersiapkan dimeja makan hingga semua orang dapat menikmatinya dengan bebas  Acara "morning tea" ini hanya berlangsung selama lebih kurang setengah jam. Memberikan kesempatan kepada umat,untuk saling mengenal .Dan sehabis ngobrol masing masing pulang kerumah masing masing  dan sekaligus meciptakan hubungan batin dengan Pastor dan sesama umat

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Hanya Sebuah Masukan

Tulisan ini tentu bukanlah dimksudkan agar Pastor di Indonesia,harus meniru gaya dan cara Pastor di Italia,karena beda negara beda pula tradisinya  Melainkan sebagasi sebuah masukan.Seandainya hal ini dianggap baik bagi hubungan antar sesama umat dan hubungan dengan Pastor,maka tentu saja tidak ada salahnya ,untuk dicontoh

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun