Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemiskinan Menyebabkan Orang Cepat Tersinggung

9 April 2021   09:41 Diperbarui: 9 April 2021   09:48 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: quotemaster.com

Sikit Sikit Merasa Terhina

Saat hidup kami sedang morat marit. saya dapat kabar bahwa ada salah seorang kerabat kami yang kaya raya datang dari Jakarta. Secara pribadi tentu saja saya sangat senang mendapatkan berita ini. Apalagi yang bakalan tiba dari "Betawi " ini masih ada hubungan yang cukup dekat dengan kami,hanya nasibnya yang berbeda jauh. Bila diurut berdasarkan silsilah,kami merupakan satu kakek dan nenek buyut,jadi hubungan darah sangat dekat,tapi kondisi ekonomi kami beda jauh bagaikan siang dan malam. 

Sebagai generasi yang berada 2 tingkat dibawah Om Rudy (bukan nama sebenarnya) maka pada waktu saya dapat kabar bahwa si Om sudah tiba di Padang dan menginap disalah satu hotel berbintang,maka setelah berunding dengan isteri,saya disarankan untuk mengunjungi Om Rudy,walaupun sesungguhnya saya merasa minder,dengan kondisi sebagai Penjual Kelapa,mengunjungi Om Rudy yang kaya raya di Hotel Berbintang

Saat tiba di hotel, sepeda onthel yang parkir jauh dibelakang parkiran kendaraan bermotor. Dan dengan berjalan membusungkan dada,saya masuk ke hotel. Tapi begitu saya menginjakan kaki menuju ke Resepsionis,sudah dikejar oleh seorang Sekuriti dan berkata :"Hai stop ,anda mau kemana?" Dan saya menjelaskan bahwa saya keponakan dari Om Rudy yang menginap di VIP Room dihotel tersebut. Ternyata sebuah kalimat singkat ini mampu mengubah sikap Sekuriti hotel dan langsung bersikap hormat,sambil mengantarkan saya ke depan resepsionis

Pelajaran Hidup Yang Berharga

Oleh resepsionis ,nama saya ditanya dan kemudian menghubungkan melalui intercom ke kamar dimana Om Rudy menginap.Saya jelaskan nama saya dan bahwa saya anak siapa. Ternyata Om Rudy mau menerima saya. Dan diantarkan oleh salah seorang Petugas Resepsionis ke kamar VIP dimana Om Rudy menginap. 

Dengan hormat saya salami Om Rudy ,yang ditemani oleh isteri nya. Setelah berbasa basi sesaat,Om Rudy bertanya :"Kerja dimana Effendi?" Dan dengan agak gugup saya menjawab,bahwa saja mengajar dan sekaligus jualan di pasar. "Hmm Effendi,anda pasti merasa bahwa hidup anda sangat menderita ya?" Kalau boleh Om bilang ,anda itu lebih kaya daripada Om"

Sesaat saya tersentak,tanpa sadar darah naik hingga ke ubun ubun,karena merasa dilecehkan oleh Om Rudy.Sudah jelas dari tampilan saja 0rang sudah menilai bahwa saya adalah dari keluarga kere,tapi kog malahan dibilang :"anda lebih kaya daripada saya" 

"Mari duduk yang dekat" kata Om Rudy. Dan sesaat kemudian,jantung saya serasa mau copot,saat Om Rudy mengeluarkan bola matanya dan meletakkan diatas piring didepan saya. "Sekarang anda paham maksud Om ya Effendi?"

Uang Om banyak,tapi mata Om tidak bisa melihat,sehingga harus diganti dengan bola mata palsu"  Kami sama sama terdiam. Om Rudy terdiam dalam kisahnya sendiri,sedangkan saya terdiam,dengan penyesalan,bahwa begitu cepat saya menjatuhkan vonis,bahwa Om Rudy melecehkan saya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun