Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"Move On" Bukan Monopoli yang Patah Hati, Benar Nggak Ya?

4 April 2021   07:29 Diperbarui: 4 April 2021   07:43 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Kami Berdua Tidak Sempat Punya Mantan, Mau Move On Gimana?

Saking terobesesi oleh kata "move on" mendadak semua orang bercerita tentang kisah patah hati. Ada yang mencoba menyambung hati yang patah dengan terbang ke Kanada, ada juga yang mencoba menyelam dalam dalam ke bawah bantal. Tapi bayangkan mantan terus menghantui.  
"Semakin kucoba melupai dirimu, semakin wajahmu menghantui diriku" begitulah tangisan dari orang orang yang patah hati. Masih ada lagi kalimat sendhu yang menyebabkan rasa kopi tanpa gula terasa pahit yakni, "Bukan perpisahan yang kutangisi, tapi pertemuan kitalah yang kusesali"

Wuih, sedih banget menyaksikan begitu banyak orang yang patah hati. Mau coba membujuk? Jangan ah, itu berbahaya kata nenek. Karena orang patah hati itu, kayak orang yang hampir tenggelam, apapun yang ada didekatnya bakalan diraih dan tidak akan dilepaskan lagi.

Kami Berdua Tidak Sempat Punya Mantan

Saya tidak perlu menulis ulang lagi kisah cinta kami semasa masih di SMA, ntar bisa ditimpuki sama telor atau tomat, lantaran mengulangi kisah lama yang bikin orang iri hati.  Tapi sungguh, sejak pandangan pertama dan jatuh cinta, maka kami sudah tidak lagi punya kesempatan untuk punya mantan. Karena tahun 1965, kami menikah dan seperti kisah Cinderella, maka kami berdua hidup berbahagia selama lamanya

Kembali ke Judul

Terus, kalau orang semuanya asyik dengan "move on" masa iya, kami berdua hanya jadi penonton? Ya enggaklah, kami berdua juga move on dari kenangan pahit semasa hidup tak ditengok sebelah mata oleh orang lain. Kami tidak mendendam kepada semua  orang yang pernah menghina kami sewaktu hidup kami morat marit, malahan kami tidak segan mengulurkan tangan untuk membantu ala kadarnya agar mereka yang dulunya kaya, tapi kemudian jatuh bangkrut bisa bangun kembali. Minimal jangan sampai mereka putus asa. 

Termasuk orang yang dulunya mengatakan kami berdua sinting, ternyata kelak ketika bertemu lagi, keadaan sudah berbalik arah. Kami move on dari segala rasa sakit yang dulu kami rasakan sewaktu masih tinggal di Pasar Tanah Kongsi. Selama bertahun tahun kami merindukan akan ada sebuah undangan untuk kami, karena ingin sekali dapat menghadiri sebuah pesta pernikahan.Tapi harapan hati kami kandas tahun demi tahun, Orang tidak mau mengundang orang miskin datang ke pesta pernikahan anak mereka karena hanya akan "merusak " pemadangan.

Tapi ketika keadaan berbalik, kami bersyukur mampu Move On dari kenangan pahit semasa dulu dan hidup dengan terbebas dari rasa dendam dan kebencian. Kami mulai hidup baru dengan hati yang sudah bersih dari segala sampah karena sudah mampu mengalahkan diri dan move on.

Jadi move on tidak hanya berlaku bagi mereka yang patah hati, tetapi juga berlaku bagi mereka yang kecewa karena tidak ditengok sebelah mata, termasuk kami berdua. Bersyukurlah yang mampu move on, baik dari patah hati, maupun dari kekecewaan hidup

Selamat Paskah bagi yang merayakan Mari kita bangkit dari keterpurukan, sesuai dengan semangat Paskah. Paskah berarti Move On, benar nggak ya teman teman?

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun