Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pendidikan Barat, Tidak Harus Perilaku Kebarat-baratan

14 Januari 2021   21:26 Diperbarui: 15 Januari 2021   05:04 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket,foto: tarian Minang /dokpri

Tetap Mengedepankan Budaya Indonesia

Ketika anak kami mendapatkan pendidikan di Barat. Putra pertama kami Irmansyah Efffendi di  California State University,Putra kedua Irwan Effendi di Sacramento dan putri kami Irvianty Effendi di Seattle .Tapi walaupun bertahun tahun di negeri orang,tapi saat kembali ke Indonesia,sama sekali tidak tampak gaya ke barat baratan dari diri mereka. 

Bila ada perayaan ulang tahun ,bahkan perayaan Ulang Tahun Pernikahan kami yang diselenggarakan di Hotel Jayakarta,semua acara yang ditampilkan anak cucu dan keponakan cucu adalah khas budaya Indonesia.Tidak ada acara dansa dansi ataupun minum minum bir atau wine. 

ket.foto: dokpri
ket.foto: dokpri
Bahkan cucu cucu kami menampilkan tarian Minang ,lengkap dengan pakaian Minang, Perayaan berlangsung secara tertip dan tidak ada musik hingar bingar . Dengan jalan ini,kami ingin menunjukan bukan hanya kepada keluarga besar kami saja,melainkan kepada seluruh undangan yang datang dari berbagai daerah,bahwa melanjutkan study di negeri orang,bukan harus kehilangan kepribadian kita sebagai orang Indonesia

ultah-9-600050c18ede4834c055c5a2.jpg
ultah-9-600050c18ede4834c055c5a2.jpg

keluarga besar kami/dokpri

Keluarga Multicultural

Keluarga besar kami dapat dikatakan sebagai keluarga yang terdiri dari beragam suku dan budaya,sehingga tidak berlebihan bila dikatakan keluarga multicultural. Kami saling memberikan ucapan selamat ,baik ketika Hari Raya Idul Fitri,Hari Raya Natal,maupun Hari Raya Imlek. Belum pernah terjadi diantara keluarga besar kami berselisih paham ,karena masalah perbedaan etnis,budaya dan agama. 

ket.foto: dokpri
ket.foto: dokpri
Dengan prinsip :"Saling saling menghargai dan saling menghormati" kami menikmati hidup dalam keberagaman dengan damai dan suasana kekeluargaaan yang sangat kental.Keluarga besar kami terdiri dari berbagai etnis : Tionghoa,Minang,Nias,Aceh,Jawa ,Batak dan seterusnya.Bahkan ada orang Jerman,orang Australia,Belanda ,Malaysia ,Korea dan China Bukan keluarga jauh,melainkan keluarga inti kami. Bahkan cucu kami menikah dengan gadis asal Turki.

ultah-4-6000bf7ed541df189216e362.jpg
ultah-4-6000bf7ed541df189216e362.jpg
dokumentasi pribadi

ultah-5-6000bff48ede482e5c146682.jpg
ultah-5-6000bff48ede482e5c146682.jpg
Hal ini merupakan sebuah kebahagiaan yang tak ternilai bagi kami berdua. Kemanapun kami pergi,selalu disambut bukan hanya dengan tangan terbuka,tapi juga dengan hati yang terbuka. Bila kami berkunjung ke Italia,ada adik kami Margaretha yang bersuamikan Sandro orang Italia, kalau ke Jerman ,putri adik kami menikah dengan orang Jerman .Begitu juga tahun lalu  kami ke Belanda,tidak diperbolehkan menginap di hotel.melainkan dirumah salah satu anggota keluarga kami yang bersuamikan orang Belanda. Hidup dalam kasih sayang itu sungguh sangat membahagiakan.Mengapa harus ada kemarahan dan dendam ?

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun