Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manifestasi Rasa Cinta Terkadang Terasa Pahit

9 November 2020   19:11 Diperbarui: 9 November 2020   19:24 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi Orang yang Dicintai

Sebagai orang tua, kita tentu memanjakan anak anak kita. Minta kue dikasih, minta permen dibelikan Tapi ketika anak berkata: " Papa mama minta mercon ya". maka kita akan berkata :"Tidak sayang, mercon bukan untuk mainan anak kecil." Biarpun anak ngambek,tapi keputusan kita tetap, yakni :"tidak boleh, titik"

Bila anak asyik dengan mainan ular tangga, maka dengan senang hati ,kita ikut bermain dengan senang hati. Tapi dikala anak kita sudah terobesesi dengan mainannya, sehingga tidak mau belajar, bahkan tidak mau mandi,maka sebagai orang tua yang baik, maka kita simpan mainannya dalam lemari.

Walaupun anak merengek,tetap saja kita bersikukuh mengatakan: "Tidak". Bila kebetulan ada tamu yang datang dan menyaksikan adegan sesaat,betapa kita membiarkan anak menangis, hanya karena tidak diberikan maianan,maka boleh jadi tamu kita yang menyaksikan akan berpikir: "tega nian kita sebagai orang tua" Padahal ia sama sekali tidak mengikuti dari sejak awal. 

Begitu juga, ketika suatu waktu anak kita mulai bermain dengan pisau atau benda tajam yang dapat melukai dirinya,maka pisau atau alat tersebut akan kita ambil daripadanya, walaupun mungkin anak kita akan menangis,karena "mainannya" diambil. Bukan karena kita tidak menyayanggi anak anak kita, tapi justru karena sayang, maka kita tidak mau membiarkan ia melakukan hal hal yang dapat melukai dirinya.

Dalam hal ini, rasa kasih sayang kita terhadap anak anak,dirasakan pahit oleh mereka, karena merasa kita sudah merusakkan kesenangannya, dengan mengambil "mainannya".

dokpri
dokpri
Rasa Sayang Antara Pasangan Hidup

Kisah diatas,dapat kita jadikan kilas balik dalam kehidupan berkeluarga. Sebagai seorang suami,saya sangat mencintai istri saya ,yang merupakan satu satunya wanita yang saya cintai dengan sepenuh hati. Bahkan saya mencintai isteri saya melebihi cinta pada diri saya sendiri. 

Sebagai bukti, bila terjadi sesuatu yang diperkirakan akan dapat membahayakan, maka selalu saya bilang ke isteri saya: "Saya akan melihat apa yang terjadi diluar. Kunci pintu kamar dan apapun yang terjadi diluar, jangan keluar." 

Atau ketika saya sendiri,batuk dan mengeluarkan darah segar,menyaksikan istri saya yang juga sakit,maka saya menahan diri ,untuk menjaga sepanjang malam. 

Begitu juga sebaliknya, di kala perusahaan yang saya pimpin mengalami kebangkrutan karena ditipu sana sini, saya menjadi frustasi dan tidak ingin bertemu siapapun, selain mengurung diri dalam kamar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun