Memilih hobi yang sejalan dengan profesi tentu bukan perkara mudah. Karena harus disesuaikan dengan waktu bertugas dan sekaligus tidak terpaut terlalu jauh dengan pekerjaan yang ditekuni.Â
Misalnya seorang yang profesinya sebagai guru tentu tidak serasi bila menekuni hobi balapan. Atau seorang yang berprofesi sebagai seorang dokter lalu menekuni hobi tinju. Walaupun tidak ada undang-undang yang melarang, tapi tentu hobi harus diselaraskan dengan profesi kita.
Kami sekeluarga sejak dulu hobi ke laut, baik untuk sekadar berenang, menangkap ikan hias, serta memacing. Setelah tinggal di Australia, hobi kami lanjutkan dengan memancing ikan dan ikut berburu abalone di laut.
Adik kandung saya, Firdaus, dulu saking hobi berburu ikan sampai membeli sebuah kapal yang difungsikan untuk mengangkut wisatawan yang hobi diving dan fishing.Â
Dengan sertifikat dari Professional Association of Diving Instructors (PADI) yang dimilikinya, adik saya tidak sekadar menyewakan kapalnya tapi sekaligus bertindak sebagai instruktur bagi yang ingin belajar diving. Setelah adik saya meninggal, usahanya diteruskan oleh putranya, Bob Effendi.Â
Nah, kebetulan kemarin saya dihubungi oleh Edy Effendi, keponakan saya, yang mengabarkan bahwa dirinya baru saja mendapat kenaikan pangkat dari mayor marinir menjadi letnan kolonel.
Tentu saja kami ikut bangga bahwa salah seorang dari keponakan kami yang bertugas sebagai marinir, kini naik pangkat. Maka sekaligus saya tanyakan tentang kegiatan yang ditekuninya. Menurut Edy, dirinya memilih menekuni olahraga spearfishing karena sejalan dengan profesinya sebagai seorang marinir
Suku Bajo terkenal dengan bakat alaminya menyelam hanya dengan menggunakan apnea atau dikenal dengan istilah free dive, yakni menahan nafas sambil menyelam di kedalaman laut dengan membawa senjata tombak panah atau dikenal dengan istilah "speargun".