Berbagi PengalamanÂ
Kisah ini terjadi sewaktu saya masih aktif sebagai pengusaha, yakni sebagai Eksportir Biji Kopi, Casia, dan rempah rempah. Sejak dari mulai mengajukan permohonan izin mendirikan perusahaan sudah terasa benar bahwa setiap kali berhadapan dengan Sang Pengambil Keputusan, selalu harus mengikuti aturan main, yakni berbagi "uang rokok" atau " uang kopi". Bagaimana kalau kita tidak mau ikuti aturan main yang sudah mendarah daging? Ya, satu satunya jawaban adalah "jangan jadi pengusaha"
Tapi karena menjadi Pengusaha adalah bagian dari cita cita hidup saya, maka sudah tidak ada lagi jalan  mundur. Pokoknya The show must be go on. Masa sejak saat itu saya sudah terjerat oleh lingkaran setan. Mulai dari sejak pagi saya sudah harus berhadapan dengan beragam tipe oknum yang memanfaatkan peran mereka dibidang masing masing.
Ketika truk yang bermuatan kopi dari pelanggan saya datang dari Kerinci  atau dari Lampung, begitu truk parkir di depan gudang ada petugas yang datang, "Selamat pagi boss. Maaf, disini truk tidak boleh berhenti karena mengganggu lalu lintas." Dan saya sudah tahu apa artinya kunjungan ini.Â
Maka saya cukup mengatakan "Tolong saja diatur ya pak ".Â
Maka langsung dijawab"Siap boss, kami bantu mengatur" Nah, usai seluruh barang selesai dibongkar di gudang kami, maka petugas masuk kembali dan melapor "Lapor boss, semua barang sudah siap dibongkar". Â Maka saya letakan amplop dimeja dan diterma serta langsung pamitan "Terima kasih boss" sambil memberi hormat. Â
Tiba Saat Pemeriksaan Mutu Barang
Sesuai aturan pemerintah, maka seluruh barang yang akan diekspor harus mendapatkan Sertifikat Mutu. Maka tentu saja harus mematuhi aturan ini. Nah untuk mendapakan Sertifikat mutu ini tentu saja tidak gratis.Â
Cara permainannya, Petugas yang memeriksa mutu barang datang dan setelah setelah memeriksa sana sini, datang kepada saya sambil berkata "Maaf boss, kami tidak dapat menerbitkan Sertifikat mutu karena setelah kami perikas ternyata mutu barang ini tidak sesuai dengan yang diisyaratkan".
Dan saya merasa tidak perlu menghabiskan waktu untuk berdebat, karena pasti saya yang akan kalah karena pengambil keputusan berada ditangan Petugas ini. Maka jurus "Tolong diatur" kembali saya dendangkan dan semua beres. Dalam waktu hitungan menit Sertifikat mutu diterbitkan.Â
Singkat Cerita