Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspadai Hal-Hal yang Memabukkan

23 April 2020   19:42 Diperbarui: 23 April 2020   20:03 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:pixabay.com

Sering Diabaikan Orang

Selama yang diingat orang adalah bahwa orang bisa mabuk karena mengonsumi alkohol. Mabuk menyebabkan orang kehilangan kontrol diri.Tidak hanya jalannya yang sempoyongan,tapi bicaranya juga melantur kesana kemari.Tapi banyak orang lupa,bahwa tidak hanya alkohol yang dapat menyebabkan orang mabuk,tapi ada banyak hal ,antara lain:

  • uang
  • kekuasaan
  • sanjungan
  • popularitas
  • dan seterusnya 

Uang ,kekuasaan,sanjungan,popularitas diri ,tak kalah dahsyatnya bila dibandingkan dengan bahaya mengonsumsi alkohol. Karena demi uang ,orang seajah seibu bisa saling bunuh.  Uang dapat menyebabkan orang menghianati sahabat baiknya. Demi uang orang baik dapat berubah menjadi pembunuh Begitu juga halnya dengan kekuasaan,sanjungan dan popularitas diri. Walaupun penyebabnya berbeda beda,tapi efeknya sama,yakni menyebabkan orang mabuk. Dan  orang yang mabuk tidak dapat lagi berpikiran jernih. Karena orang mabuk sudah kehilangan kontrol diri.

Always Be Your Self 

Jadilah selalu diri sendiri,jangan ingin menjadi diri orang lain,hanya karena ingin mendapatkan sanjungan. Karena,apalah artinya popularitas diri yang semu,sehingga harus mengorbankan harga diri sendiri ? Adalah sangat wajar,bila orang senang bila mendapatkan pujian dari orang lain,selama tidak sampai mabuk pujian dan sanjungan

Saya jadi ingat akan salah seorang sahabat saya di Padang, Pada waktu itu,kami masih sama sama pengusaha. Kami sering bertemu diwarung kopi,sambil kongkow kongkow. Sayang sekali sahabat saya ini senang pamer diri.Apalagi kalau kedai kopi sudah ramai dikunjungi,maka ia akan berteriak kepada kasir :" Koh,nanti semua yang minum ini,masukkan ke bon saya ya " 

Tentu saja semua yang sedang minum kopi dan sarapan ,berdiri dan mengucapkan :"Terima kasih ya Boss" Pada waktu itu,saya berpikir positif,kemungkinan bisnisnya lagi banyak untung,maka apalah salahnya mentraktir orang minum kopi dan sarapan .Tapi lama kelamaan,hal ini menjadi suatu tradisi . Siapapun yang datang,cukup mengucapkan :"Selamat pag Boss "maka berarti apa saja yang dimakan dan diminumnya akan dibayarkan oleh sahabat saya,sebut saja namanya Beni.

Memaksa Diri

Yang namanya bisnis ada pasang surutnya.Maka ketika bisnis mulai macet,maka sebagai seorang sahabat baik,secara pribadi,saya bisikan kepadanya,agar sebaiknya ia menghentikan  "tradisi all in one",yakni semua orang makan,tapi yang bayar adalah dirinya sendiri. Tapi Beni menujukan wajah tidak senang,karena saya ingatkan,katanya :"Nggak masalah ,kan cuma uang recehan"Maka saya tidak berani lagi melanjutkan,karena walaupun sahabat baik,saya tidak berhak melarang orang berbuat sesukanya atas uangnya sendiri

Bemi Sahabat Saya Sudah Tidak Mau Ketemu Siapapun

Dua tahun lalu,ketika kesempatan kami pulang kampung dan saya mencoba mencari sahabat saya Beni,ternyata dirumahnya yang dulu,sudah ditempati orang lain. Saya sempat menemui istrinya ,namun menurut istrinya,sejak rumah mreka disita oleh bank,suami nya Beni,tidak mau ketemu siapapun juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun