Mengapa Tidak ?
Konon,menurut Kitab Suci, wanita itu diciptakan Tuhan dari tulang rusuk pria. Kok pakai kata :"konon?"Karena saya tidak tahu persisnya gimana sih cerita yang sesungguhnya.
Apakah hal ini hanya merupakan sebuah parabel ataukah memang benar benar wanita itu diciptakan oleh Tuhan dari tulang rusuk pria ,sejujurnya saya tidak tahu.Karena bukan ahli Taurat dan juga bukan berlatar belakang pendidikan  Teologi,serta juga bukan tipe orang yang agamis.
Kembali Ke Judul
Kalau menurut paradigma yang selama ini tercipta dalam masyarakat ,seorang suami adalah Kepala Rumah Tangga dan seorang isteri adalah Ratu Rumah Tangga. Entah siapa pula yang awalnya mengatur kayak gini,sejujrunya saya juga tidak tahu. Karena sewaktu mengucapkan janji pernikahan ,tidak ada disebut sebut kata kata :"Kepala rumah tangga" dan "Ratu rumah tangga"Â
Menjadi Suami dan Sekaligus Sababat Bagi Isteri
Kalau secara tegas menempatkan diri sebagai Kepala rumah tangga,maka berarti isteri saya harus patuh apa yang dikatakan oleh kepala keluarga yakni diri saya. Kepala rumah tangga dapat diterjemahkan sebagai Pemimpin dan seorang pemimpin tentu harus dipatuhi oleh orang yang dipimpin. Tapi,kalaulah hal ini diterapkan dalam kehidupan berkeluarga,maka secara tanpa sadar akan tercipta "gap" atau jarak antara suami dan istri,karena masing masing menjaga ,agar :"social distancing" antara suami sebagai Kepala Rumah Tangga dengan istri .
Sebaliknya,bilamana menempatkan peran suami dan isteri sekalgus sebagai sahabat sejati dalam menjalani hidup,maka tidak ada lagi jarak antara suami dan istri. Dengan bebas dapat saling berkomunikasi,saling mengoreksi dan saling mengingatkan .
Sahabat Sejati Yang Sesungguhnya Adalah Pasangan Hidup Kita
Hal ini tentu bukan bermaksud meniadakan peran sahabat sejati.Tapi kalau "Sahabat sejati " dimaknai adalah sosok yang selalu ada dalam suka dan duka,maka satu satunya sahabat sejati dalam hidup ini adalah pasangan hidup kita.Faktanya? Ketika kita terkapar sakit dan terbaring berbulan bulan di tempat tidur atau dirumah sakit,siapa yang dengan setia mendampingi diri kita? Sahabat baik,mungkin datang setiap hari,memberikan bantuan dalam bentuk apapun,tapi sahabat kita punya tanggung jawab terhadap keluarganya,sehingga tidak selalu hadir 24 jam sehari disisi kita.
Dikala Lockdown dan social distancing diterapkan,masihkan sahabat baik kita setia mengunjungi kita setiap hari? Tidak mungkin,karena sudah ada batasan yang harus dipatuhi. Maka satu satunya orang yang dapat mendampingi kita sepanjang hari,ketika kita di lockdown adalah pasangan hidup kita