Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setetes Air Mata Kita untuk India, Boleh Nggak Ya?

31 Maret 2020   08:36 Diperbarui: 31 Maret 2020   08:30 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : getty image

Jutaan Orang Sedang Bertarung Melawan Corona dan Mati Kelaparan

Disaat saat kita sendiri sedang susah menghadapi serangan si"Malaikat Maut" yang memiliki nama cantik "Corona" yang telah berhasil memporak porandakan bukan hanya negeri kita, tapi merasuk kedalam kehidupan prbadi kita. 

Seakan kita kembali ke zaman penjajahan,dimana tidak ada kebebasan untuk keluar rumah,belanja antrian Kayak orang tahanan bahkan menerima tamu di rumah sendiri bisa ditangkap. 

Nah, ini baru hal yang dirasakan secara phisik, belum lagi dahsyatnya serangan secara psikologis yang mampu mengguncang dan menyebabkan banyak orang tidak lagi mampu mengontrol diri. 

Ilustrasi : getty image
Ilustrasi : getty image
Ternyata Ada Kondisinya Jauh Lebih Parah ,yakni Masayarakat India

Hampir seratus juta orang ,secara mendadak terhempas dari kehidupan yang selama bertahun tahun,bahkan puluhan tahun mereka lakoni karena tiba tiba saja mereka di berhentikan dari pekerjaan. Bukan salahnya perusahaan, karena memang situasi dan kondisi yang menyebabkan seluruh perusahaan tempat mereka kerja ,harus ditutup.

Mereka ini adalah kuli bangunan,pekerja di restoran,rumah makan,pengantar barang di salon-salon, loper koran dan banyak lagi yang tidak dapat di sebukan satu persatu.kini secara tiba tiba harus mengemis secuil makanan agar bisa bertahan hidup. Untuk jelasnya,izinkanlah saya kutip satu alinea saja dari sumber berita:

These informal workers are the backbone of the big city economy, constructing houses, cooking food, serving in eateries, delivering takeaways, cutting hair in salons, making automobiles, plumbing toilets and delivering newspapers, among other things. Escaping poverty in their villages, most of the estimated 100 million of them live in squalid housing in congested urban ghettos and aspire for upward mobility.

Tiang Keluarga Itu Kini Sudah Roboh

Sebagai pekerja harian,rata rata upah mereka sehari adalah seputar $5.34 atau setara dengan 60 ribu rupiah .Dari yang sedikit ini,mereka harus menghidupkan keluarga di kampung.

Walaupun kehidupan morat marit,tapi mereka sudah bagaikan batu karang menerima semuanya ini,sebagai bagian dari ritual kehidupan yang harus dijalani .Dan tiba tiba badai Corona tiba dan memporak porandakan semuanya ini, Mereka sungguh terhempas dan terkandas

Keputusan melakukan Lockdown total bagi 1,3 miliar warga India,demi mencegah petaka,ternyata malah menciptakan malapetaka lainnya,yang juga berujung kematian tragis, yakni kelaparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun