Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Ilmu Kehidupan dalam Setiap Kesempatan

13 November 2019   06:07 Diperbarui: 13 November 2019   06:04 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi tjiptadinata effendi

Hidup Adalah Proses Pembelajaran Diri Tanpa Akhir

Hidup ini adalah sebuah Universitas Multidimensional,dimana kita bisa belajar segala macam ilmu tentang hidup.Setiap detik dalam hidup kita,adalah peluang untuk bisa belajar. Bahkan tidak berlebihan bila dikatakan ,dalam setiap tarikan nafas,tersirat satu ayat pembelajaran diri yang tak ternilai.Kita bisa belajar dari apa saja. Misalnya dari sepasang burung pipit,yang nilainya hanya 10 ribu rupiah di pasar burung. Tapi dari makhluk kecil tak berdaya ini,sesungguhnya dapat dipetik pelajaran sangat berharga.

Cobalah sisihkan waktu kita hanya beberapa menit saja. Perhatikanlah ketika hujan dan badai ,memporak porandakan sarang yang mereka bangun berdua dengan susah payah,kini berserakan dibawah pohon pinang,dimana mereka membangun sarang .Tapi begitu hujan dan badai mereda,tengoklah apa yang dilakukan oleh sepasang makhluk tak berdaya ini.

Keduanya,tidak meratapi nasib ,tapi mulai membangun lagi sarangnya. Selembar demi selembar rumput kering,yang menjadi bahan dasar membangun sarang mereka,dipatuk dengan paruh yang mungil dan dibawa terbang ke pohon Pinang. Mereka bekerja keras ,membangun sarang kembali.

Kilas Balik Pada Diri Kita

Kita berpacu dalam mencari rejeki, berpacu dalam menggali ilmu pengetahuan,berpacu mencari kekayaan ,popularitas diri,jabatan dan sebagainya..Yang tentunya tidak ada masalah ,selama dalam batas kewajaran. Namun, begitu asyiknya ,sehingga kita lupa,apa sebenarnya yang kita cari didalam hidup ini? Apa makna kehidupan bagi kita?

Dalam kata lain ,kita terhanyut dalam kegalauan hidup,yang pada akhirnya akan menyebabkan kita kehilangan arah hidup. Dan bila suatu waktu ,ada masalah menimpa diri,kita menjadi mati daya. Meratapi nasib ,murung dan kehilangan semangat hidup.Padahal kita semua dapat memetik pelajaran dari sepasang burung Pipit,yang tidak pernah menyerah .Setiap kali sarang mereka hancur akibat hujan dan badai,mereka mulai lagi bekerja keras untuk membangun kembali.

Perlu Waktu Untuk Belajar

Pembelajaran ini tidak akan dapat terwujud secara spontanitas,melainkan butuh penggodokan Proses pembelajaran diri,akan menjadikan kita manusia yang semakin memahami karunia agung Sang Mahakarya dalam diri kita masing masing,dalam memaknai dan mengisi setiap sisi kehidupan kita.

Agar dapat dimanfaatkan ,tidak hanya untuk meningkatkan taraf kesadaran diri kita, tetapi tidak kalah pentingnya adalah membuka hati kita untuk mau belajar dari berbagai kejadian disekitar kita. Agar semakin memahami,bahwa sesungguhnya,hidup ini adalah sebuah proses pembelajaran diri,untuk meraih kesadaran jiwa.

Mencapai pencerahan atau kesadaran jiwa ,tentulah tidak semudah mengucapkannya. Perlu pemahaman yang mantap,penghayatan akan maknanya dan tekad untuk meraihnya. Mungkin saja harus melalui perjalanan panjang yang melelahkan ,sebelum mampu menembus tirai misteri kehidupan itu sendiri,yaitu memaknai hidup untuk menjadi manusia yang berguna ,tidak hanya bagi diri sendiri dan keluarga,tapi juga  bagi orang banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun