Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebiasaan Berbohong Menjerat Orang Masuk Lingkaran Setan

27 Mei 2019   12:35 Diperbarui: 27 Mei 2019   13:00 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Awalnya Terpaksa Berbohong, Kemudian Keterusan

Siapa dari antara kita yang selama hidupnya tidak pernah berbohong? Kalau ada pertanyaan  seperti ini, yang pasti, saya tidak akan berani mengangkat tangan. Karena bila saya mengangkat tangan,berarti saya adalah pembohong besar. Apakah di dunia ini tidak ada seorangpun yang tidak pernah berbohong dalam hidupnya? Saya juga tidak berani menjawab.

Ada kalanya kita terpaksa berbohong,walaupun sesungguhnya tidak ada yang memaksa kita. Contoh paling aktual adalah ketika saya berada di dalam lift yang penuh penuh. Sebelum pintu lift ditutup,seorang ibu buru buru masuk dan tanpa sengaja kakinya yang menggunakan sepatu hak tinggi,menginjak jari kaki saya. Walaupun memakai sepatu,namun diinjak oleh bobot tubuh yang mungkin beratnya 80 kg dengan sepatu hak tinggi dari besi,jari jari kaki serasa remuk. Sadar bahwa saking terburu buru masuk ke lift ia sudah menginjak kaki saya, maka si ibu berkali kali minta maaf, sambil berkata:" Aduh,maaf ya pak. Sakit ya pak?" 

Dengan wajah meringis, kayak monyet, buru buru saya bilang :"Ah nggak apa apa bu" .Nah,berbohong dalam kondisi seperti ini, saya tidak akan terkena jerat hukum negara dan yakin tidak akan dihukum oleh  Tuhan. Walaupun sejujurnya, saya tidak pernah bertanya langsung kepada Tuhan

Berbohong Demi Keuntungan Diri

Sebagai mantan pebisnis,maka saya mencoba menulis kebohongan dari sudut bisnis. Ada banyak peluang untuk melakukan kebohongan untuk mendapatkan keuntungan dari berbisnis.Misalnya : 

mengurangi berat timbangan barang 

caranya sangat mudah,yakni dengan mengatur timbangan

Ketika menjual barang, walaupun pada angka meteran timbangan  tertera pada angka 50 kg,tapi sesungguhnya beratnya hanyalah 49 kg. 

jadi penjual ,disamping untung dari harga barang,masih ditambah lagi dengan untung 1 kilogram dari setiap karung

Ketika membeli barang,maka walaupun  tampak pada meteran timbangan pada angka 50 kg,tapi sesungguhnya berat barang sejatinya 51 kg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun