Pasangan lanjut usia telah menikah selama lebih dari 50 tahun dan baru saja pindah ke desa pensiun independen perumahan setelah lebih dari empat dekade tinggal di rumah yang sama di Ferny Creek.
 sumber berita :https://www.watoday.com.au/nationalÂ
catatan tambahan:
Mengingat keduanya tinggal di perumahan Senior, maka berarti dari segi ekonomi mereka tidak berkekurangan. Karena untuk tinggal di perumahan pensiunan yang independen (bukan panti jompo) setidaknya mereka memiliki dana yang cukup untuk membeli satu unit rumah disana, yang paling rendah senilai 300 ribu dolar atau setara 3 miliar rupiah.Â
Perumahan ini dilengkapi dengan fasiitas klinik kesehatan,pertemuan antar  warga dan berbagai kegiatan sosial. Dari segi tatanan hidup,dapat dikatakan mereka tinggal menikmati masa tuanya,karena fasilitas lengkap dan setiap 2 minggu sekali mendapatkan tunjangan dari pemerintah. Jadi alasan ,karena desakan ekonomi ,jelas bukan alasannya.
Apa sesungguhnya yang menjadi penyebab ,sehingga pria berusia 88 tahun ini, begitu tega menghabisi nyawa wanita yang telah menemaninya sejak masih muda,masih menunggu hasil keputusan pengadilan.Â
Kalaulah benar ,kakek ini terbukti melakukan tindakan keji terhadap istrinya,maka semakin membuat kita malu,untuk menyebutkan bahwa manusia adalah makluk paling mulia. Karena kalau seorang suami, yang sudah hidup bersama dengan wanita yang menjadi istrinya selama lebih dari 50 tahun,tidak lagi dapat diyakini sebagai pelindung bagi istrinya,terus siapa lagi?
Melbourne,3 Mei 2019
Tjiptadinata Effendi