Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nikmatnya Uang Berpotensi Membuat Orang Lupa Diri

30 April 2019   18:30 Diperbarui: 30 April 2019   18:38 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :soksinews.com

Uang Bisa Memabukan

Cerita tentang pernah merasakan bagaimana hidup menderita ,kerja sebagai buruh di pabrik karet di PT PIKANI  ,yang berlokasi di desa Petumbak,Timbang  Deli, sekitar 34 Km dari kota Medan,sudah pernah saya tuliskan.Begitu juga ketika hampir mati di sana, karena terserang Malaria. 

Pulang kampung dan hidup sebagai Penjual kelapa di Pasar Tanah Kongsi di kota Padang,selama bertahun tahun,juga sudah pernah saya tuliskan. Karena itu,tidak elok bila diulang ulangi,karena bisa membuat orang jenuh membacanya.

Ketika Ekspor Perdana Sukses

Sejak hidup kami mengalami turning point ,maka dari Penjual Kelapa,saya menjadi seorang Pebisnis. Ekpor perdana adalah gambir ,sebanyak 3 ton ke Singapore. Karena "Sales Contract " berbunyi bahwa penjualan berdasarkan Letter of Credit ,dengan syarat F.O.B (Free on Board),maka saya tidak perlu menunggu hingga barang tiba di gudang pembeli di Singapore. Begitu barang naik kapal dan saya mendapatkan  "Bill of Lading" ,petanda barang sudah berada dikapal.

Maka saya sudah bisa mencairkan dana L/C atau Letter of Credit,melalui Bank Devisa. Keuntungan yang berhasil diperolah dari ekpor gambir ini,menyebabkan  saya tidak bisa tidur semalaman ,saking gembira . Sebagai ungkapan rasa syukur, selutuh karyawan ,saya trakir makan makan.

Sejak saat itu, saya terobsesi untuk berburu dolar. Tak ubahnya bagaikan orang mabuk, saya kerja siang malam. Istilah :"siang malam" bukan sekedar sebagai ungkapan,tapi benar benar dilakukan secara phisik. Karyawan kantor boleh pulang ,jam 5.00 sore.

Sedangkan karyawan bagian produksi yang bekerja di gudang,boleh memilih untuk pulang atau tetap kerja malam dan mendapatkan upah 1,5 kali lipat dari siang hari. Hampir seluruh karyaan bagian produksi dengan senang hati ikut kerja lembur,untuk mempersiapkan barang ,:"ready for export"  Jam 11.00 malam,gudang ditutup dan kami semuanya pulang. 

Tiba Dirumah Masih Kerja

Tiba dirumah,mandi dan langsung duduk didepan :"telex".alat komunikasi untuk berbisnis di zaman itu. Karena belum  menggunakan komputer. Saya sibuk mengirim penawaran keberbagai perusahaan dengan harapan besok pagi,sudah ada yang menawar. Ternyata bak gayung bersambut,bukan hanya saya yang gila uang pada masa itu, karena malam itu juga sudah masuk tawaran dan :"deal ". Tinggal disusul dengan "sales contract",maka perjanjian jual beli sudah sah.

Mereguk keuntungan dalam dolar,menyebabkan saya bagaikan orang kecanduan  alkohol, semakin hari semakin mabuk. Apalagi selain dari gambir dan Pinang,nama perusahaan  saya sudah terdaftar sebagai Eksportir Kopi  di A.E.KI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia ) dan Sekaligus terdaftar sebagai Aproved Trader Cassia. Bagaikan mendapatkan duren runtuh berturut turut,menyebabkan saya kerja seperti orang kesetanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun