Hal ini bukanlah semata mata karena si bos tidak mau mengajak sopir makan bersama, tapi boleh jadi sopir yang merasa minder dan menolak untuk  duduk makan bareng dengan bos.Â
Kami sudah menerapkan sejak dulu bahwa pembantu rumah tangga kami diizinkan makan bersama kami dan begitu juga sopir yang mengantarkan kami dalam perjalanan, bila kami berhenti untuk makan siang atau makan malam maka sopir juga ikut serta di makan dimeja yang sama.
Semoga suatu waktu stigma bahwa orang yang levelnya berada dibawah, tidak layak duduk semeja dengan bos akan bisa dihilangkan walaupun untuk itu perlu kesadaran dari semua pihak.Â
Sehingga semboyan bahwa semua manusia itu sama dihadapan Tuhan, bukan hanya sekedar lips service tapi  dapat diaplikasikan dalam hidup nyata.
Tjiptadinata Effendi