Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketika Kita Tergeletak Sakit, Baru Memahami Bahwa Kesehatan Amat Berarti

15 November 2018   19:50 Diperbarui: 15 November 2018   19:54 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan memang bukan segalanya,tapi bila kita sakit,maka apapun yang dimiliki tak lagi dapat dinikmati

Sehat jiwa raga,tapi hidup morat marit,tentu bukan merupakan pilihan kita. Karena itu ,kita berusaha untuk kerja keras siang dan malam.untuk mengubah nasib menjadi lebih baik. Akan tetapi,kalau tidak diwaspadai,maka kita bagaikan minum air laut. 

Semakin diminum bukannya lepas dahaga,melainkan semakin haus ,hingga kita jatuh sakit.Disaat saat tergeletak dirumah sakit ,baru kita menyadari sesungguhnya,makna dari kesehatan. Ada kendaraan tapi tidak dapat dimanfaatkan,karena jangankan mengemudikan,buka mata saja sudah tidak mampu.

Uang banyak,semua makanan yang enak enak disediakan setiap hari didepan mata,namun jangankan menikmatinya,melihat makanan saja ,sudah mual. Kamar mewah dan ada air condition untuk menciptakan kesejukan dalam ruangan kamar, namun jangankan menyalakan ac.memakai selimut tebal.masih menggigil. Ada pesawat televisi dalam ruangan tempat kita terbaring namun suara yang terdengar dari televisi,membuat kita jadi senewen. 

Itulah kira kira gambaran ,bilamana kita sudah pernah merasakan bagaimana menderitanya,ketika harus berbaring berbulan bulan ditempat dirumah sakit.  Peristiwa ini adalah rekaman dari cuplikan pengalaman hidup saya ketika terbaring di Rumah Sakit Mount Elisabeth di Singapore ,sewaktu saya harus menjalani operasi berkali kali. Saya bersyukur,masih pulang dalam kondisi hidup,walaupun tidak mengalami kesembuhan sebagaimana diharapkan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Teman saya menghabiskan 2 Miliar  untuk berobat,namun akhirnya meninggal dunia

Teman baik saya ,yang tinggal di Bandung,juga adalah pekerja keras,seperti kami sekeluarga.  Pak Suherman,dulu sama sama mulai merangkak dari bawah dan setelah kerja keras siang malam,kami bersyukur,nasib kami berubah total. 

Walaupun jalur bisnis yang dijalankan oleh pak Suherman,tidak ada hubungannya dengan bisnis yang kami lakoni,namun hidup kami  sekeluarga dan pak Suherman sekeluarga,sama sama berubah total.

Saking terobsesi untuk mengubah nasib,kami akhirnya tenggelam dalam kesibukan untuk meraup keuntungan dari usaha  kami. Akibatnya,lupa bahwa kemampuan manusia ada batasnya. Kami baru sadar,ketika sama sama jatuh sakit,walaupun sakitnya berbeda dan beda pula rumah sakitnya.

Dan takdir kami juga berbeda.Pak Suherman,setelah menghabiskan dana lebih dari 2 milliar,karena kanker getah bening,akhirnya meninggal di rumah sakit. Sedangkan saya,masih diberikan perpanjangan izin tinggal di dunia ini oleh Tuhan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sadar Diri dan Memilih Pensiun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun