Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyembuhkan Luka Batin Jauh Lebih Sulit Ketimbang Luka Fisik

9 Mei 2018   08:35 Diperbarui: 9 Mei 2018   08:38 2408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: depositphotos.com

Dapat dipastikan,bahwa setiap orang ,dalam perjalanan hidupnya pernah mengalami luka.Bisa luka kecil,tersayat silet atau kaki terinjak pecahan kaca ataupun kepala terbentur ke dinding kaca. Yang namanya terluka pasti menimbulkan rasa sakit,tergantung pada parah tidaknya luka tersebut. Bisa sembuh dalam sehari,seminggu,bahkan bisa saja butuh waktu berbulan bulan ,untuk bisa sembuh.

Saya pernah mengalami luka tertusuk bambu runcing,karena terjatuh ketika melompati pagar dan tertancap dibambu .Potongan bambu masuk dari mulai paha ,hingga menembus hampir kerongga perut. Entah berapa banyak jahitan,saya tidak ingat lagi,namun rasa sakitnya masih terbayang dengan sangat jelas.Butuh waktu selama berbulan bulan,baru bisa sembuh,namun menyisakan bekas di bagian pangkal paha ,sepanjang 15 centimeter,hingga saat ini.

Luka Bathin
Setiap orang hampir pasti pernah hatinya terluka akibat dari tindakan orang yang disayangi atau sudah dianggap sebagai anggota keluarga sendiri serta diberikan kepercayaan penuh, namun telah membalas air susu yang diberikan dengan air tuba. Atau luka bathin,karena dikhianati orang yang sudah ditolong dan dianggap sebagai anggota keluarga sendiri

Menyembuhkan luka bathin,ternyata jauh lebih sulit,ketimbang menyembuhkan luka fisik,betapapun parahnya,seperti yang pernah saya alamiBila hati kita yang terluka maka tidak ada rumah sakit manapun di dunia ini yang dapat menjahit dan mengobati luka hati, kecuali diri kita sendiri. Walaupun orang yang melukai hati kita sudah minta maaf dan kita sudah memaafkannya, namun tidak secara serta merta lukanya bertaut. Butuh waktu bertahun-tahun untuk dapat mempertautkan kembali luka hati. Walaupun mungkin kita sudah memaafkan orang yang melukai hati kita, tapi  untuk mempertautkan kembali luka hati yang menganga butuh waktu yang panjang.

Memaafkan dan Melupakan

Mengucapkan kalimat "memaafkan dan melupakan,"memang sangat indah dan enak di dengar, tapi percayalah sungguh tidak mudah melakukannya. Butuh tingkat keikhlasan hati untuk dapat memaafkan, sahabat  atau orang yang sudah dianggap anak sendiri dan diberikan kepercayaan penuh, tetapi  sudah merencanakan  dan melakukan hal-hal yang dapat menghancurkan hidup kita.

Memaafkan sudah begitu sulit,apalagi melupakan. Namun, inilah satu satunya jalan agar jiwa kita terlepas dari belenggu kebencian dan dapat menikmati hidup dengan damai.

Langkah Untuk Meminimalkan Efek Negatif

Agar rasa sakit akibat hati yang terluka,tidak mengendap kedalam hidup kita,maka langkah langkah efektif yang dapat dilakukan adalah :

  • cari kesibukan bermanfaat,salah satunya adalah menulis
  • karena menulis adalah terapi bagi jiwa yang sakit dan terluka
  • hindari duduk bermenung diri
  • alihkan pikiran dari bayangan peristiwa menyakitkan
  • bakar semua foto foto yang dapat memicu kambuhnya luka hati yang sudah mulai bertaut
  • banyak bergaul dan ikut dalam berbagai aktivitas sosial
  • yakinkan diri,bahwa masih banyak orang yang baik di dunia ini
  • pahami,bahwa tidak semua hal bisa terjadi sesuai maunya kita
  • dan, tentunya berdoa menurut keyakinan kita masing masing

Mengambil Hikmahnya dan Dijadikan Pelajaran Hidup

Sesungguhnya ,dari setiap kejadian, kita dapat memetik hikmahnya dan dijadikan pelajaran hidup, walaupun teramat menyakiti. Dari sisi positif, bersyukurlah kita sudah merasakan sakitnya hati, dikhianati orang yang kita sayangi. Hal ini akan menjadi alarm bagi diri kita, agar jangan pernah melakukannya kepada orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun