Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gadis Ini Kunjungi Panti Jompo Setiap Hari Hanya Agar Ibunya Tersenyum

19 April 2018   08:32 Diperbarui: 19 April 2018   08:42 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keterangan gambar: Isabelle ketika berusia 20 tahun dan ibunya berusia 54 tahun ,diangnosa menderita Alzheimer/www.abc.net.au.

Isabelle Burke berusia 20 tahun saat ibunya yang berusia 54 tahun Christine O'Brien didiagnosis menderita penyakit Alzheimer pada tahun 2014.Kini ,3 tahun sudah berlalu,namun dengan setia,hampir setiap hari mengunjungi ibunya di Penitipan orang tua,betapapun sibuk dirinya. Menurut Isabelle, ia memahami,bahwa tidak ada yang  dapat dilakukan untuk mengubah kondisi ini.Tapi setidaknya dapat membuat ibunya  tersenyum,sudah merupakan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya (sumber : www.abc.net.au.)
Menjadi Tua Tidak Harus Pikun

Ada paradigma yang keliru selama ini didalam masyarakat luas, bahwa pikun itu sudah merupakan penyakit yang lumrah bagi orang berusia lanjut.Artinya orang kalau sudah memasuki usia tua,lalu pikun, dianggap sudah normal atau sudah sewajarnya, Cara keliru  paham ini , secara sadar ataupun tidak sudah ikut berkontribusi dalam memperngaruhi orang tua, bahwa hidupnya akan berakhir seperti itu.yakni menjadi tua dan pikun.

Padahal seandaiknya pikun itu adalah sebuah kondisi yang memang harus dijalani oleh setiap orang yang berusia tua, maka seharusnya semakin lama, semakin banyak orang pikun.Karena setiap orang ,suka ataupun tidak,suatu waktu pasti akan menjadi tua.Namun pada kenyataannya, dalam kehidupan masyarakat yang dikategorikan berusia lanjut,jauh lebih sedikit yang mengalami kepikunan,dibandingkan yang masih tetap berkarya hingga diusia menua.

Bahwa orang yang sudah berusia lanjut, terjadi penurunan kemampuan indranya, seperti berkurangnya penglihatan atau pendengaran , memang tak dapat dihindarkan, namun pikirannya bisa tetap jernih dan jauh dari kepikunan.

Teman Putri Kami Usia 50 Tahun Sudah Pikun

Rasanya Tidak percaya,bahwa Ella ,teman akrab putri kami ,yang usianya belum genap 5o tahun,ketika berkunjung kerumah  putri kami,menunjukkan gejala prilaku yang total berbeda.Biasanya Ella selalu ceria dan kalau bercerita sangat antusias dengan bola mata yang bersinar sinar.Tapi kali ini, walaupun ia tetap memeluk putri kami dan istri saya,tapi wajahnya bagaikan kosong ekspresi.

Memahami,bahwa kami heran,akan sikap Ella,maka  suaminya membisikan   :" She pretended" .dan menceritakan,bahwa belakangan ini istrinya sudah tidak dizinkannya mengendarai mobil dan ditemani kemanapun ia pergi.Karena mengalami alzheimer. Hal ini terjadi,setelah ia kembali dari melayat ibunya,yang meninggal dunia di Dublin,Irlandia. Sejak pulang dari sana,Ella terus murung dan secara sangat cepat kehilangan kontrol diri.

Kami tentu tidak tega ,menanyakan ,apakah ini akibat faktor genetik ataukah ada sebab lainnya?

Alzheimer Pembunuh Kedua di Australia

Di Australia, setiap orang yang sudah terkena gejala kepikunan, dipasangi di pergelangan tangannya alat elektronik,sehingga keluarganya dapat memonitor keberadaannya.Menurut hasil research dari berbagai kalangan,seperti diberitakan oleh abc.net.au. hampir setengah juta orang Australia terkena kepikunan.Entah disebut demensia atau alzheimer,yang jelas pelupa.

Alzheimer merupakan pembunuh kedua di Australia,bahkan ada berita mengatakan bahwa khusus untuk kaum wanita,alzheimer adalah pembunuh nomor satu.Alzheimer diawali dengan  menurunnya gairah hidup, Perubahan sikap yang drastis,Berkeluh kesah sepanjang hari . Masih dapat mengingat kejadian kejadian yang sudah berlalu,namun untuk ingat jangan pendek sangat parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun