Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Adu Argumentasi antara Suami dan Istri

21 Maret 2018   17:45 Diperbarui: 22 Maret 2018   10:18 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi :https://depositphotos.com

Kalau Sebuah Kalimat Dapat Menjelaskan,Mengapa Harus Diperpanjang?

"Pa, seharian, saya sibuk mengurusi rumah tangga. Mempersiapkan anak anak untuk kesekolah, membereskan rumah, berbelanja ke Pasar dan kemudian memasak untuk makan malam, jadi wajar dong kalau dirumah tidak semuanya serba rapi. Coba kurang apa diri saya sebagai seorang istri?"

Suami yang tidak mau kalah dalam berargumentasi ,spontan menjawab "Ma,saya subuh sudah bangun dan harus buru buru menuju ke stasiun Kereta Api. Sehingga sarapanpun tidak sempat lagi. Kerja keras sepanjang hari dan tiba dirumah setelah malam. Tiba dirumah,sudah jam 8.00 malam,makanan masih belum dipanaskan,rumah brantakan, kapan papa mau makan malam. Papa bukan malaikat ma.Jadi wajar dong, setelah berkerja keras sepanjang hari,merasa letih dan butuh sambutan hangat dari istri .Coba kurang apa dari diri Papa,sebagai seorang suami?"

Saling berargumentasi seperti ini,bisa berakibatkan perang dingin dan saling diam. Namanya suami istri,tidur satu kasur,tapi yang satu menghadap kedinding dan satu lagi menghadap kepintu masuk. Bila hal ini dibiarkan berlarut ,maka ibarat sebuah bangunan,sudah mulai retak disana sini dan hanya menunggu waktu,untuk roboh.

Mencegah Jauh Lebih Baik Daripada Mengobati

Walaupun beda alur dan bidang,namun intinya adalah sama,yakni mencegah kehancuran rumah tangga,adalah jauh lebih baik.ketimbang memperbaiki apa yang sudah hancur berkeping keping. Kalau di kantor atau dengan teman seprofesi ,adu argumentasi untuk mencari pembenaran  mungkin saja diperlukan.Apalagi bila ada kaitannya dengan masalah politik.

Akan tetapi dalam rumah tangga,jangan biarkan urusan poltik menodai keharmonisan rumah tangga kita,termasuk gaya argumentasi yang biasa dipertontonkan oleh elti politik. Rumah tangga kita  harusnya merupakan :"home sweet home.'bagi suami dan istri dan anak anak,atau siapapun yang ikut tinggal bersama dengan kita.

Bila Satu kalimat dapat menjelaskan ,mengapa harus diperpanjang?

Kelebihan dari orang tua yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa orang tua sudah pernah muda,sedangkan orang  muda ,belum pernah merasakan jadi tua. Maka berpijak pada pola pikir ini,rasanya tidak ada salahnya,menuliskan cuplikan pengalaman hidup yang teramat menyakitkan ,yang pernah kami lalui. 

Ketika hidup terpuruk,istri saya dengan iklas mengambil alih kemudi rumah tangga dan menjadi sopir antar jemput anak sekolah selama hampir dua tahun. Sementara itu ,saya mengalami stress berkepanjangan.  Tapi istri saya tidak pernah mengedepankan ,bagaimana perasaannya,sebagai istri dari seorang pengusaha ,tiba tiba berubah menjadi sopir antar jemput'

Suatu malam,,istri saya memeluk saya dan berbisik:" Sayang,satu satunya laki laki yang saya cintai dalam hidup ini adalah dirimu"Cuma satu kalimat saja,tapi bagi saya sudah cukup untuk membangunkan saya dari mimpi buruk kehidupan.Kalimat ini menjadi alaram bagi diri saya,agar tidak pernah menghianati cinta dari seorang wanita,yang dengan setia menemani saya ,dalam hidup yang jatuh bangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun