Menemukan Lagi Catatan Harian yang Tersobek

Ulang tahun pernikahan kami yang ke 5 yang jatuh pada tanggal 2 Januari ,1970,kami "rayakan" dengan makan mie ,satu piring bertiga  ,bersama putra kami yang baru belum genap berusia 4 tahun.

Tidak ada kue,tidak ada pesta,bahkan tidak seorangpun mengucapkan selamat kepada kami berdua.Karena setiap orang sibuk,berpacu mengais rezeki.Sehingga jangankan mengingat ulang tahun pernikahan kami,malahan mungkin mereka tidak ingat lagi hari ulang tahun pernikahan mereka sendiri. 

Sesungguhnya, sudah   sebulan saya batuk,tidak henti hentinya. Dan setiap batuk mengeluarkan darah. Saya tidak pernah memberitahu istri saya,karena saya pikir hanya akan menambah beban batinnya saja. Tapi pagi ini,ketika saya lagi batuk dan tanpa sadar darah segar berserakkan dilantai,istri saya pas lagi berada disamping. Ia teramat kaget. Wajahnya pucat pasi memandang saya. Sesaat kemudian memeluk saya erat erat dan mengatakan :" Kita ke dokter ya sayang.." Saya menatapnya dan tiba tiba istri saya terdiam. 

Foto kondisi Pasar Tanah Kongsi di tahun 1970 (Dokumen Pribadi)

Mungkin ia baru sadar bahwa kami tidak punya uang untuk berobat kedokter. "Nggak apa apa. saya cuma butuh istirahat saja,mungkin kecapaian ." Kata saya mencoba menentramkannya. Ia terdiam,mengantarkan saya tempat tidur dan berkata:" Saya akan mencari obat obatan herbal ,dihalaman depan ",katanya sambil berlalu. 

Minum Air Rebusan Daun Daunan

Entah kemana istri saya mencari daun daunan obat, baru sekitar lebih dari setengah jam  kemudian  kembali dengan membawa berbagai dedaunan yang berkasiat untuk menyembuhkan batuk darah. Merebusnya dan memberikan pada saya ,untuk diminum. Kemudian dengan berat hati  pamitan dan bergegas untuk pergi mengajar disalah satu sekolah swasta,dengan mengendarai sepeda ,satu satunya harta yang kami miliki.

Biasanya saya membantu mengeluarkan sepeda dari kedai yang merangkap tempat tinggal kami tiga beranak.Namun kali ini,jangankan mengangkat sepeda.,membuka mata saja,rasanya tidak mampu. Dan antara sadar dan tidak,saya tertidur

Saya baru terbangun dari tidur,ketika ada yang mau membeli kelapa.Maka dengan memaksakan diri,saya bangun dan mulai berjualan kelapa parut.. Saya harus bekerja untuk mendapatkan uang. Utang utang akibat kegagalan saya sewaktu menjadi pedagang keliling Padang - Medan,masih belum lunas kami ansur tiap bulan. Sementara putra kami sudah berusia tiga tahun. Istri saya mengajar pagi dan sorenya masih memberikan private les dirumah.

Sedangkan saya pagi hari hingga siang ,jualan  kelapa dan selanjutnya bekerja secara serabutan.. Jadi kuli bongkar muat barang dan sorenya mengajar. Namun karena utang kami pada tante kami cukup banyak yang perlu kami angsur tiap bulan,belum lagi sewa kedai yang sekaligus merangkap rumah tinggal kami,maka gaji kami berdua tidak cukup untuk hidup layak. 

 Hari Ulang Tahun dirayakan dengan Kue Tiruan. 

Pada Ulang Tahun ke 3 putra kami, sebenarnya sangat ingin kami membeli sebuah kue tart kecil,karena sudah 2 kali ultahnya kami "rayakan" dengan kue tart yang dibuat istri saya dari gabus dan kertas. " Maa..hari ini kan ulang tahun saya...beli kue ya maa",kata putra kami pada ibunya. Istri saya terdiam sesaat dan kemudian menjawab:" Iya sayang,ntar kita beli yaa" Saya diam dan terpana memandangi wajah istri saya.