Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Keterampilan Merupakan Jaminan bagi Masa Depan

11 Januari 2018   09:23 Diperbarui: 11 Januari 2018   10:02 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Banyak Orang Pintar Yang Hidupnya Terseok Seok

Selama berinteraksi dengan lingkungan ,banyak sudah contoh contoh hidup,yang seharusnya merupakan momentum yang sangat berharga bagi kita ,untuk dijadikan pelajaran hidup.Sayang sekali,orang terlalu sibuk,menghabiskan waktu untuk hal hal yang hanya bersifat hura hura dan popularitas semu,sehingga membiarkan peluang berharga lewat begitu saja.

Misalnya, mengapa begitu banyak orang orang yang menyandang gelar sarjana tapi hidup sangat memprihatinkan hingga usia menua? Teman saya pintar,bahkan dibangku kuliah,diangggap jenius dan mendapatkan gelar sebagai kamus berjalan. Namun,ketika suatu waktu saya temui dipemondokannya,hidupnya sangat memprihatinkan. Orang bisa berkilah,bahwa  bahagia atau tidaknya seseorang,jangan dinilai dari  penampilan atau harta yang dimilikinya. Memang ada benarnya,bahwa orang kaya bisa saja tidak berbahagia,karena banyak prolema hidup dalam keluarganya. Namun secara mendasar ,orang tidak mungkin bisa berbahagia,bila hidupnya morat marit. Dan saya sudah lebih dulu mengalaminya,selama tujuh tahun. 

Bagaimana bisa berbahagia,kalau sebagai orang tua,tidak mampu membiayai studi anak anak? Bagaimana mungkin bisa berbahagia,bila hingga usia menua,rumah masih ngontrak sana sini? Sekalipun sekeluarga hidup rukun dan damai,apakah mungin bisa berbahagia,tinggal bercampur baur dengan orang lain,dalam satu pemondokan? 

Kembali Ketopik Pembicaraan

Banyak orang pintar,tapi tidak memiliki ketrampilan (skill) serta tidak memiliki kemampuan (ability),untuk mewujudkan kepandaiannya. Sehingga kepandaian yang dimilikinya,hanya sebatas merupakan sebuah pencapaian semu,karena tidak dapat dimanfaatkan  untuk mengubah nasib keluarganya, Karena itu ,sejak sedini mungkin,anak anak kita arahkan dan dipersiapkan untuk memiliki ketrampilan ,disamping mengejar ilmu pengetahuan.Karena dalam kenyataanya, orang yang memiliki ketrampilan ,seperti misalnya:trampil dalam memperbaik alat alat elektronik,trampil dalam bercocok tanam,trampil dalam membangun,trampil dalam berbahasa,trampil dalam masak memasak dan seterusnya.tidak ada yang hidupnya morat marit.Walaupun mungkin tidak kaya,tapi dapat menikmati hidup layak. Padahal boleh jadi,sebagian besar dari mereka,tidak memiliki ijazah sarjana dibidang apapun.

Tamatan Bisnis Di Luar Negeri

Putra sahabat  saya,tamatan sarjana dibidang bisnis dari salah satu universitas beken di luar negeri. Maka dengan penuh keyakinan dan harapan,mencairkan depositonya sejumlah 5 miliar rupiah,agar putranya dapat memulai membangun bisnis,sesuai dengan ilmu yang didapatnuya di luar negeri. Tapi ketika 2 tahun kemudian,saya bertemu kembali dengan sahabat saya,ternyata penampilannya tampak sudah sangat menua. Dengan terbata bata menceritakan pada saya,bahwa  putranya gagal dalam berbisnis dan uang hasil kerja kerasnya selama puluhan tahun,ludas dalam waktu singkat.

Saya kehabisan kata kata,untuk menghiburnya. Karena dapat merasakan betapa sangat menyakitkan,hasil kerja keras selama berpuluh tahun,yang tasdinya diimpikan,akan mampu membangun bisinis,ternyata dalam waktu singkat menguap dan ludas.Karena putranya pintar,tapi tidak memilik ketrampilan dalam memimpin perusahaan. Karna ketrampilan atau skill dan kemampuan diri,tidak berjalan  seiring dan sejajar dengan kepandaian,Ketrampilan dan kemampuan diri,hanya akan dapat diperoleh,dengan mempersiapkannya sejak sedini mungkin.

Ada begitiu banuyak pernak pernik dalam bisnis ,yang tidak dapat  diatasi ,hanya dengan menguasi teori yang dipelajari di bangku kuliah.Sebagai salah satu contoh saja,adalah mengenai syarat yang harus diperhatikan dalam menanda tangani Sale contract atau Kontrak Jual Beli. Umpamanya,syarat tentang Letter of Credit,apa yang dimaksudkan dengan f.o.b.dan apa resikonya bila menanda tangani kontrak jual beli dengan syarat: CandF atau Cost and Freight? Bila salah melangkah,maka dalam satu kali pengiriman saja,uang miliiaran rupiah bisa amblas.

Artikel ini tentu bukan bermaksud menggurui,namun sekedar mengingatkan,bagi yang mempersiapkan dirinya atau putra putrinya,dalam menghadapi masa depan ,jangan terpaku,hanya untuk mengejar Ijazah. Karena ketrampilan (skill) memiliki porsi yang jauh lebih besar,dalam menentukan masa depan anak anak kita,ketimbang selembar ijazah.Anak anak sejak sedini mungkin,dipesiapkan agar memiliki ketrampilan dan kemampuan diri.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun