Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Di Balik Banjirnya Investasi Sektor Hilir Migas

25 Januari 2018   05:48 Diperbarui: 25 Januari 2018   05:53 1575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WAG yang redup dan sepi seakan mati suri, tiba-tiba dikejutkan dengan berita investasi masif BP 10 tahun kedepan. WAG tidak hanya diartikan sebagai wifes and girl friends dalam Primier League, tapi sekarang juga dipelesetkan sebagai "WhatsApp Group" dalam sosial media.

Rencana British Petroleum mengandeng AKR perusahan lokal untuk membangun 350 SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di Indonesia dalam suasana lesu dan jatuhnya harga minyak dunia sungguh mengejutkan praktisi minyak dan gas bumi di tanah air.

Sebagian kita mungkin bisa berprasangka baik sebagai indikasi membaiknya sistem investasi yang telah berhasil menarik investors asing kedalam negeri. Tentu kita bisa re-visit asumsi ini kemudian.

Kalau saja kita mau sedikit flash-back sesaat ke bulan September dan Oktober 2017 ketika kita mendengar hiruk-pikuk peresmian SPBU NEPI yang tiba-tiba berubah nama menjadi VIVO dan menjual Bensin RON 89 diatas kualitas Bensin subsidi Pertamina dengan harga yang lebih murah.

Tentu kita akan bertanya, koq bisa VIVO bersaing dengan Pertamina? Untuk menjawabnya mungkin kita perlu sedikit mengintip, siapa dibalik VIVO yang ternyata ada raksasa industri migas SHELL dibelakangnya.

Whose next?

ExxonMobil perusahan raksasa migas dunia yang selalu bertengger dipuncak Fortune 500 yang beberapa tahun sejak jatuhnya harga minyak dunia terpaksa menyerahkan mahkotanya kepada Walmart dan iPhone (Apple).

Dengan pendekatan yang lebih "smart", mereka akan penetrasi kepedesaan dengan sasaran pangsa pasar sepeda motor. Pendekatan SPBU mini semacam Pertamini yang disebut "Mikrosite" dengan standart keamanan dan keselamatan yang lebih baik.

Kebalikan dengan BP yang akan membangun pertokoan didalam SPBUnya, mereka malah akan mengandeng jaringan franchise-mart yang telah berhasil masuk kepelosok desa untuk menempatkan SPBU mininya. Mereka akan menjual bensin dengan RON 90 dengan harga yang lebih murah.

Tentu kita akan bertanya, koq bisa Exxon bersaing dengan Pertamina? Untuk menjawabnya mungkin kita perlu sedikit mengintip ke atas kepulauan Batam, ada apa di Singapore? dan yang ternyata ada raksasa kilang minyak Exxon terbesar didunia dengan kapasitas 600jt bod.

Ternyata para raksasa minyak dunia tersebut belajar banyak dari penetrasi SPBU Petronas yang gagal di Indonesia, sekarang mereka datang dengan kualitas dan harga yang lebih baik untuk menghadapi PERTAMINA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun