Pernyataan Soekarno hampir seabad silam itu, perlu digaungkan kembali, karena pada realitanya saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis prinsip hormat-menghormati. Pilar-pilar kesatuan mengalami pelapukan bahkan pengeroposan. Kebersamaan bangsa robek dan terluka oleh berbagai sikap radikal dan intoleran. Media sosial yang semestinya menjadi benang perajut persatuan bangsa justru ternyata telah menjadi media menyebarkan cibir, curiga, kebencian, amarah, fitnah, teror, bahkan ajang pembunuhan karakter.
Konsep moderasi bisa dilekatkan pada semua basis agama. Istilah moderasi itu sendiri berasal dari Bahasa Latin moderatio yang secara leksikal bermakna "kesedangan" (tidak berkelebihan dan tidak kekurangan). Secara luas mempunyai arti penguasaan diri dari sikap sangat kelebihan dan kekurangan (Litbang Kemenag, 2019).
 Moderasi beragama harus bertumpu pada prinsip (1) humanisme, (2) inklusif, (3) adil, dan (4) toleransi. Prinsip humanisme artinya dalam menanamkan moderasi beragama harus berbasis nilai-nilai kemanusiaan (humanitas) yang bersifat universal, yang lintas religi, lintas masyarakat, dan lintas kultural.Â
Prinsip inklusif artinya menempatkan diri dalam sudut pandang orang lain atau kelompok lain, itu berarti menghormati dan menghargai berbagai arus pemikiran dan pandangan dalam memandang sebuah persoalan. Prinsip toleransi adalah  sikap untuk saling memberikan ruang tanpa mengganggu hak orang lain. Toleransi mengacu pada karakter saling menghormati, terbuka, sukarela, lapang dada dan kelembutan dalam menerima perbedaan.
Upaya moderasi beragama bukanlah sesuatu yang mudah, diperlukan kerja besar, bertahap dan berkesinambungan. Moderasi beragama bisa menjadi salah satu solusi strategis untuk merajut kembali nasionalisme ****
DAFTAR BACAAN
Anderson, Benedict. 2001. Imagined Communities;Komunitas-Komunitas Terbayang.Yogya: Pustaka Pelajar
Arief, Syaiful.2018. Islam, Pancasila, dan Deradikalisasi, Meneguhkan Nilai Keindonesiaan.Jakarta: Gramedia
Aziz, Munawir.2017. Merawat Kebinekaan: Pancasila, Agama dan Renungan Perdamaian. Jakarta: Gramedia
G.Kelass, James.(tanpa tahun). Pasang Surut Nasionalisme. Jakarta: -
Mohamad, Goenawan.2017.Pada Masa Intoleransi.Yogya: Ircisod