Diksi adalah seleksi atau pemilihan kata-kata yang dilakukan penyair untuk mengekspresikan ide, suasana hati, perasaan atau gagasan yang bergejolak dalam hatinya (Sayuti, 2008:143). Diksi merupakan perangkat utama dalam menulis puisi. Diksilah esensi menulis puisi. Pilihan kata yang cermat dan tepat diperlukan untuk mewakili perasaan dan ekspresi jiwa setepat-tepatnya sekaligus menghidupkan. Diksi dapat terwujud dalam bentuk penggunaan majas, simbol, metafora, dan imaji
Diksi yang dipilih penyair menjadi ciri khas pengucapan yang bersifat pribadi dan inkonvensional. Ada penyair yang lebih suka memilih diksi berupa kata dasar, ada yang lebih suka menggunakan kata-kata yang sudah mengalami proses morfologis. Semua diksi selalu berorientasi pada kepentingan pengucapan ekspresi dan pencapaian estetika. Diksi diharapkan dapat memberikan aspekk sugestif pada pembacannya . Mari kita simak puisi Toto Sudarto bachtiar yang berdiksi sederhana, indah, menampilkan suasana sendu dan sarat pesan:
PAHLAWAN TAK DIKENAL
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur, sayang